“CAHAYA SANG SURYA ITU“
Karya :
Ki Slamet 42
Cahaya
Surya pagi itu, berwarna putih keperakan
Sinarnya
memancar menyelimuti bumi Pangarakan
Burung emprit mencicit di atas ranting dan dahan
Melantunkan tembang asri alam penuh keindahan
Burung emprit mencicit di atas ranting dan dahan
Melantunkan tembang asri alam penuh keindahan
Cahaya
Surya itu panaskan bumi saat tengah hari
Begitu
menyengat, tubuh ini laksana terbakar api
Persawahan
kering, burung-burung terbang pergi
Sungai
Sadane pun keringlah tiada ada berair lagi
Cahaya
Surya itu pun mulai meredup di sore hari
Sinarnya
tidak lagi menyengat seperti di siang hari
Sedikit
demi sedikit, air Sadane pun mengalir
lagi
Suburkan
persawahan tumbuhan alam pun berseri
Cahaya
Surya itu, mulai terbenam di jelang petang
Sinarnya
berwarna merah nampak terkesan berang
Melihat
orang-orang di jalan yang masih lalu-lalang
Seperti
tak dengar azan panggilan tuk sembahyang
Cahaya
Surya itu, tiada nampak lagi di saat malam
Tenggelam
di balik gunung Gede yang menghitam
Seperti
raksasa Rukmuka, Rukmakala muka hitam
Sang
pemangsa, penghasut manusia ke alam kelam
Bumi Pangarakan, Bogor
Kamis, 02 Juli 2015 – 09:25 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar