Blog Ki Slamet : Sajak dan Puisi Ki Slamet 42
Minggu, 17 April 2016 - 11: 15 WIB
Minggu, 17 April 2016 - 11: 15 WIB
Ki Slamet 42 |
DI SAAT MALAM LAMPU REDAM PADAM
Karya
: Ki Slamet 42
Ketika lampu listrik itu padam di perut malam
Cuaca
nan gelap gulita rasa semakin mencekam
Sang
Dewi malam pun berwajah pias dan muram
Bercadar
selimut nan tebal gumpal awan hitam
Tiada
ada lagi cahaya kuning hiasi akaca malam
Semuanya
menjadilah semakin menghitam kelam
Gemericik
air sungai yang mengalir arung jeram
Sentuh
bebatuan nyanyikan irama kidung alam
Sementara
di hulu ujung bukit berbatu kelabu
Terdengarlah
suara jeritan menciap-ciap sendu
Dibarengi
mengalirnya anyir darah yang berbau
Yang
kuat menyengat rasa mual pun menggebu
Meronalah
ekspresi tiada sumringah di wajahku
Cerminan
dukalara geramnya jiwa pada perilaku
Yang
lenyapsirnakan rasa welas asih dalam kalbu
Melayang
di awang bayang nyata semakin semu
Sementara
kelelawar hitam keluar dari sarang
Terbang
melayang-layang sebat, liar dan garang
Laron-laron
kecil pun seperti mabuk kepayang
Sebab
tiadalah sinar lampu tempat bertandang
Suara
serangga orong-orong di pohon singkong
Nyanyian
bangkong dan suara srigala melolong
Adalah
tembang kidung kloro-loro bolo katong
yang
tak pernah sepi kosong selalu merongrong
Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 17 April 2016 – 10:35 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar