Blog Ki Slamet : Sajak dan Puisi Ki Slamet 42
Senin, 18 April 2016 - 14: 17 WIB
“GATOTKACA
PERLAYA”
Karya : Ki Slamet 42
Ketika Karna, Raja Awangga, menatap ke angkasa
Nampaklah olehnya
berjejer segumpal mega-mega
Dia yakin jika Gatotkaca pastilah sembunyi di sana
Maka Karna teriak sekerasnya tantang Gatotkaca:
“Wuah, Gatotkaca,
Jangan sembunyi di balik mega!
Turunlah, jangan sampai panah saktiku yang bicara”
Demikianlah sesorah Karna mengancam Gatotkaca
Agar keluar dari balik mega tempat sembunyiannya
Demi dengar sesorah Karna yang rendahkan dirinya
Tergugahlah jiwa kesatriya Gatotkaca, Bima putera
Maka dalam sekejap mata, Ia menjelma jadi raksasa
Laksana rupa Sang Dewa Rudra si pencabut nyawa
Gatotkaca keluar dari balik segumpalan mega-mega
Turun ke medan laga, mengaum keras seperti singa
Yang suara aumannya,
getarkan bumi langit akaca
Berdegup jantung, bergidik pula bulu roma Karna
Karna, Raja
Awangga pun tak mau kalah prabawa
Cepat tarik busur dan panah saktinya, “Brahmana”
Melesat panah sakti itu ke arah tubuh Gatotkaca
Akan tetapi tak mampu lukai tubuh Hidimbi putera
Tubuh Gatotkaca oleng, ia besarkan lagi tubuhnya
Perlihatkan candrasanya yang kobarkan api dahana
Amarahnya menyala-nyala hingga gemuruh suaranya
Gatotkaca ingin pelintir leher Raja Awangga Karna
Raja Karna makin rasa sulit, dan penasaran hatinya
Bermacam panah telah ia tembakkan ke Gatotkaca
Akan tetapi tak ada satupun yang dapat melukainya
Apalagi membunuhnya dan ia mulai kecutlah hatinya
Lihat Ghatotkaca ngamuk tak bisa dikendalikannya
Maka, Karna pun
keluarkan senjata pamungkasnya
Tombak sakti “Konta” namanya seraya, dia berkata:
“Terimalah ini wahai Gatotkaca putera Bima Sena!”
Melesatlah tombak sakti “Konta” dari tangan Karna
Mengarah ke arah dada Gatotkaca putra Bima Sena
Hingga tepat menembus dada sang Hidimbi putera
Meski demikian Ghatotkaca masih belum tewas juga
Gatotkaca, kesatriya linuwih ini, pingsan sesaat saja
Setelah siuman, ia mencari lagi Raja Awangga Karna
Ghatotkaca punya tanggung jawab dengan tugasnya
Tugas untuk bertempur melawan Raja Angga Karna
Sementara Karna, lihat Ghatotkaca semakin murka
Kendati dalam keadaan luka parah tapi tandangnya
Masihlah mengerikan buat Karna ketakutan jadinya
Maka lompatlah
Raja Angga dari kereta perangnya
Ghatotkaca merasa sudah mendekati batas ajalnya
Namun ia masih bisa melihat bagaimana Raja Karna
Berupaya larikan diri lompat dari kereta perangnya
Maka dengan cepat Gatotkaca jatuhkan tubuhnya
Tubuhnya yang besar menimpa kereta perang Karna
Hingga luluh lantak, dan sais kereta tewas seketika
Sedang Raja Angga Karna larikan diri entah kemana
Sungguh suatu sikap pengecut lari dari medan laga
Demi melihat Ghatotkaca telah gugur di medan laga
Sang Raja Kuru,
bersama seluruh pasukan Kurawa
Sungguh teramatlah senang bukan kepalang hatinya
Sementara, di pihak Pandawa dirudung lara nestapa
Bumi
Pangarakan, Bogor
Minggu, 17
April 2016 – 19:36 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar