Kamis, 31 Mei 2018

“PANCASILA DIGJAYA” Karya Ki Slamet Priyadi

Ki Slamet Blog - Sajak Puisi Ki Slamet 42
Jumat, 01 Juni 2018 - 07:40 WIB


Image "Pancasila Digjaya"

“PANCASILA DIGJAYA”
Karya: Ki Slamet Priyadi

Meski aku berulang kali jatuh, dan jatuh lagi
Aku akan berupaya bangun, dan bangun lagi
Aku tak akan mungkin  tinggalkan negeri ini
Karena ini negeriku  yang teramat  aku cintai

Siapalah saja yang ingin menggarong garang
Aku akan bertaruh nyawa menyerah pantang
Biarlah darahku tertumpah tergenang-genang
Biarlah nyawaku meregang jiwaku melayang

Ini Indonesiaku, ini Bangsaku, ini Negeriku
Dan ini tumpah darahku janganlah diganggu
Biarkan mereka sanak-kadangku berperilaku
pabila diganggu aku tak akan bertopang dagu

Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Dia itu Beta
Apapun bentuk ronrongannya beta perisainya
Beta sakti dan digjaya bermerah putih pusaka
NKRI itu harga mati, jaya, jaya lah Indonesia!

Jumat, 01 Juni 2018
( Dibuat dalam rangka memperinagati hari lahirnya Pancasila )
 

Rabu, 23 Mei 2018

"AKU TAK MAU MEROKOK LAGI" By Ki Slamet 42

Ki Slamet Blog - Sajak Puisi Ki Slamet 42
Kamis, 24 Mei 2018 - 09:13 WIB

Image: "Drs. Slamet Priyadi" (Foto : SP )
Ki Slamet 42


“AKU TAK MAU MEROKOK LAGI”
Karya Ki Slamet Priyadi

Sungguh aku tiadalah mau merokok lagi
Sebab akibatnya sudah kurasakan sendiri
Sembur-muntahkan darah segar berkali-kali
Hingga paru-paruku jadi bolong ngeri sekali
Sungguh itu telah membuatku jadi takut mati

Menyadari dosa-dosaku belum jua tertutupi
Dan masih saja terus digeluti rasa takut mati
Maka dari itu, akupun cepat segeralah pergi
‘Berobat ke rumah sakit Paru pulang-pergi
Terus saja selama tujuh bulan tiadalah henti

Meski kini paru-paruku sudah pulih kembali
Aku masih harus kontrol satu minggu sekali
Karena pengaruh obat paru yang kukonsumsi
Jadi timbul fleg hitam di sekujur tubuh ini
Di wajah, di badan, di tangan dan di kaki

Ya, sekarang aku tiadalah mau merokok lagi
Mudah-mudahan merokokku total berhenti
Aku berterimakasih kepadaMu Ya Allahu Rabbi
Karena  telah beri kesembuhan pada hamba ini
Hingga berkesempatan ‘tuk merajut hidup lagi       

Medio 24 Mei 2018 – 08:32 WIB

Image:"Kau Garuda Pancasilaku" (Foto: Google)
Kau GarudaPancasilaku

KAU“GARUDAPANCASILA”KU
Karya Ki Slamet

Kau Rajawaliku, kau Garudaku
Perwira, digjaya nan gagah perkasa
Terbang melayang di angkasa raya
Kepakkan sayap menguak marca
Sekuat, sekeras guntur kilat pertala
Gelegarkan, gemakan Pancasila
Gaungkan Bhineka Tunggal Ika


Kau Rajawaliku, kau Garudaku
Kini tak gagah dan perkasa lagi
Bintangmu nyaris tak berlima segi
Bantengmu pun seakan tak bertaji
Beringinmu pun tak rimbun lagi
Padi kapasmu pun tiada bersemi
Dan, Untaian Rantai satu pengikat
Pun kianlah rompal berselimut karat
Menanggung beban berat kian sarat


Kau Rajawaliku, kau adalah Garudaku
Tunjukkan digjayamu keluarkan daya saktimu
Kepaklah sayapmu terbanglah tinggi-tinggi
Angkatlah bebanmu kuaklah mega-mega
Untuk melayang gagah menembus angkasa
Kepaklah sayap Pancasila seluas jagad raya
Agar dunia tahu bahwa kita masih perkasa
Ya, kita semua masihlah perkasa


Ki Slamet Priyadi
Kp. Pangarakan-Bogor

Kamis, 03 Mei 2018

“DINAMIKA POLITIK JELANG PILPRES” Karya Ki Slamet 42

Sajak Puisi Ki Slamet 42
Kamis, 03 Mei 2018 - 09:08 WIB

SANGKUNI

“DINAMIKA POLITIK  JELANG PILPRES”
Karya Ki Slamet 42


Jelang Pilpres ditahun  dua ribu  sembilan belas

Suhu politik negeri semakin gerah kian memanas

Antar pendukung saling cela tak lagi kenal batas

Berkata kotor, sumpah serapah yang tak pantas
 
Memuja dan menyanjung kandidat yang didukung
Gunakan intrik,  strategi dan  taktik  menggulung
Kampanye hitam, survey palsu semuanya dipulung
Tuk kemenangan sang kandidat agar menjadi ulung 
 
Para Carmuka cari muka bermuka dua di mana-mana
Bersikap Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa
Padahal mereka berwatak  Sangkuni  pengadu domba
Berantrak-intrik, kutak-katik mencari jabatan semata

Semua merasa paling pakar, paling pintar, paling benar
Pun para purnawirawan, mantan jendral, begitu tegar 
Kokoh berseloroh,  penuh emosi turut berkoar-koar
Saling beralibi, berargumentasi nan keras menggelegar

Dinamika politik jelang pilpres dua ribu sembilan belas
Fitnah keji, cela mencela, puja memuja semakin meluas
Menghiasi di seantero negeri  bumi pertiwi Nusantara
Yang Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu jua

Tegaklah NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesi

Kamis, 03 Mei 2019 07:17 WIB
Pangarakan, Bogor