Jumat, 31 Agustus 2018

Ki Slamet 42 : "SANG BOMANTARA" Pupuh 1

Blog Ki Slamet : "Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 01 September 2018 - 04:05 WIB


Ki Slamet 42 :

SANG  BOMANTARA  
Pupuh I (1 – 5)
Raja Bomantara

 Ringkas Cerita Raja Bomantara
(1)
Terkisahlah seorang raja bernama Bomantara
Ia menjadi raja di negara Trajutrisna Prajatisa
Masihlah keturunan  sang Batara Kalayuwana
Putera dari Batara Kala dengan Batari Durga
Gedeng Permoni Ratu Kahyangan Setraganda

(2)
Karena  ketekunan Bomantara  bertapa brata
Maka dia menjadilah digjaya sakti mandraguna
Tapi sayang berwataklah kejam angkara murka
Sadis bengis selalulah menurutkan kata hatinya
Wataknya itu tergambar dalam rupa wayangnya

(3)
Konon cerita, Bomantara menyerang Suralaya
Kayangan tempat bersemayamnya  dewa-dewa
Bomantara dapat kalahkan para Dewa di sana
Negara Gowasiluman pun diserangnyalah pula
Bunuh Prabu Arimbaji demi kuasai wilayahnya
(4)
Setelah  menguasai  wilayah hutan Tunggarana
Ternyata Bomantara masihlah belum puas juga
Dengan  kesaktian  dan  kuasa yang dimilikinya
Dia  menyerang negara Surateleng Telengsura
Saat tempur dengan Raja Narakasura ia perlaya

(5)
Narakasura saat muda bernama Bambang Sitija
Raja negara Surateleng, putra Prabu Sri Kresna
Arwahnya manunggal  dalam tubuh Prabu Sitija
Surateleng, Prajatisa disatukan oleh Prabu Sitija
Prabu Sitija pun bergelar Prabu Bomanarakasura

SP Kp. Pangarakan, Bogor
Selasa, 21 Agustus 2018
Pukul : 07:18 WIB


Ki Slamet 42 :
SANG  BOMANTARA
Pupuh I ( 1 – 20 ) 
Batara Wisnu
Batara Brahma


1.    Dewa Wisnu dan Dewa Brahma Berebut Tua

(1)
Alkisah  tersebutlah  kisah  dewa maha bisa
Tiada lain dialah sang Batara Wisnu namanya
Ia sang Penguasa alam Kayangan Jagad Nata
Tiada bisa mambang peri dekati kayangannya

(2)
Suatu hari datang Batara Brahma kepadanya
Demi melihat  yang  datang  Batara Berahma
Wisnu pun mempersilahkan Batara Berahma
Duduk berdua  bersama-sama  di singgasana

(3)
Batara Wisnu pun bertanya kepada Brahma,
“Aduh, ada maksud apa tuan Batara Brahma
Datanglah berkunjung ke kayangan hamba ?”
Batara  Berahma pun  segera menjawabnya,

(4)
“Sengaja  hamba  datang ke kayangan Batara
Oleh  karena,  ada sesuatu yang akan hamba
perlu sampaikan kepada tuan batara kiranya
hal ini berkaitan hamba lebih dulu tercipta !”

(5)
Demi  mendengar pernyataan Batara Brahma,
Batara Wisnu faham maksudnya iapun berkata,
“Kalaulah memang demikian itu yang tuan kata,
Jika tuan lebih tua dari hamba, apa tandanya?”

(6)
Pertanyaan Batara Wisnu dijawab Batara Brahma,
Demikianlah itu sepanjang pengetahuan hamba!”
“Baik, jika demikian adanya, Batara Wisnu berkata,
Kini tuan sembunyilah, hamba cari tuan Brahma!”

(7)
“Oya jikalah tuan Brahma bersembunyi dan hamba
Tiada temukan tuan, itulah pertanda tuan Brahma
Benar lebih dulu dijadikan oleh Dewata Mulia Raja
Dan itu artinya,tuan Batara Brahma lebih tua usia!”

(8)
Setelah selesai Batara Wisnu bicara Batara Brahma
Gaib  dari dalam istana  bersembunyi entah dimana
Dewa Wisnu tersenyum, segera ia merubah dirinya
menjadi seekor burung merak emas yang elok rupa

(9)
Burung  emas itu  mengikuti  terus  Batara Brahma
Setelah Batara Brahma tiba di langit yang pertama
Dia melihat ada seekor burung emas mengikutinya,
Batara Brahma gaib pula menuju langit yang kedua

(10)
Tiba di langit kedua, batara Brahma tak menyangka
Burung emas masih juga dapat terus mengikutinya
Maka kembali Batara Brahma gaib ke langit ketiga
Ternyata burung merak itu masih jua mengikutinya

(11)
Sesaampai di langit keempat dan langit yang kelima
Bahkan tiba di langit keenam, masih diikutinya juga
Batara Brahma tak jua mau mengalah, ia terus saja
Menuju  langit  ke tujuh tempat persembunyiannya

(12)
Meihat Batara Brahma masih terus keras berupaya
Ke langit tujuh maka merak emas itu rubah dirinya
Jadi naga raksasa, tubuhnya laksana bukit besarnya
Naga itu  lebihlah  dulu tiba di langit ke tujuh sana

(13)
Tiba di langit ketujuh, Batara Brahma bertemu naga
Yang mulutnya menganga  seperti mau memangsa
Sebab itu berpikirlah Batara Brahma dalam hatinya,
“Hm, rupanya naga ini pun bukan naga sebenarnya

(14)
Dia permainkan daripa sang Batara Mahawisnu jua
Agar aku tidaklah bisa naik ke langit ketujuh jadinya
Maka kusuruh  Batara Mahawisnu bersembunyi saja
Agar ia tak bisa lari dari pandangan aku punya mata

(15)
Setelah itu maka, Batara Brahma kembali ke istana
Istana Kayangan tempat bersemayam Wisnu Batara
Setiba di istana kayangan, ia justru kaget dibuatnya
Di istana ada Sri Batara Wisnu sedang menantinya

(16)
Kejadian itu buatlah Batara Brahma jadi terkesima
 Kagum, pikirnya betapa saktinya Sri Wisnu Batara
 Brahma merasa heran, maka Batara Wisnu berkata:
“Brahma, apa lagi yang ingin tuan pinta dari saya?”

(17)
Jawab Dewa Brahma: “Baiklah sekarang giliran anda
Yang sembunyi, hambalah yang mencari tuan Batara
Apabila tuan tak dapat hamba temukan,  itu artinya
Tuan Batara Wisnulah yang lebih tua darilah hamba.”

(18)
Sahut Batara Wisnu : “Baiklah, tuan Batara Brahma !”
Sejenak Dewa Wisnupun lenyap dari pandangan mata
Sementara itu Batara Brahma  bertanya dalam hatinya;
“Kemana aku cari Batara Wisnu, ia amat sakti digjaya?”

(19)
“Jika begitu, lebih baik aku ini merendah saja darinya
Agar pekerjaanku tiada dikata oleh para dewa-dewa”
Dewa Brahma akui kelebihan Wisnu, dia pun berkata:
“Wisnu, sungguh tuan memang  lebih tua dari hamba

(20)
“Tuan hamba dulu yang dijadikan Dewata  mulia Raja
Dari pada segala dewa-dewa dan para Indera-indera”
Syahdan berkata Batara Wisnu pada Batara Brahma:
“Jikalah sungguh  tuan mau berhidmat pada hamba

   SP —

Kp. Pangarakan, Bogor
Jumat, 31 Agustus 2018
Pukul : 07:32 WIB

REFERENSI :
Balai Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit : Balai Putaka 1978