“MAKA, BERSERAHLAH KEPADA TUHAN YANG ESA”
Karya
: Ki Slamet 42
Aku
tulis puisi ini hanya untuk ungkap geliat hati
Agar
bisa mereda gelegak jiwa yang tak mau henti
Yang
terus saja menguak tirai sukma relung jiwani
Arungi
bahtera untuk hayati arti dan makna religi
Tentang
qadha’ qadar Maha Penentu Ilahi Rabbi
Seperti
yang tertera di dalam Al-Quran kitab suci
“Dan,
segala sesuatu di sisi-Nya, itu pun telah ada
Hinggaannya,
qadar jangkauannya.” (Ar Ra’du : 8)
Tuhan
itu telah berikan petunjuk kepada manusia
Berupa
atma, pikir dan rasa, juga petunjuk agama
Agar
manusia dapat membeda baik dan buruk laga
Dalam
berupaya beramal baik dan tak lupa berdoa
Manusia
dengan upaya sesuai takdir, pasti
berhasil
Sebab
segala tingkah polah kita, hanyalah mengintil
Sebagaimana
di dalam Al-Quran telah ada ternukil
Kitab
suci petunjuk sejati pabila salah itu mustahil,
“Katakanlah,
tidak akan menimpa kita selain apa-apa
Yang
t‘lah ditentukan Allah bagi kita.”(Al Bara’ah:51)
Kemauan
keras dalam berikhtiar, tidaklah akan nihil
Asalkan
tak lupa dan terus berdoa, hati jangan labil
Sebagaimana
di dalam Al-Quran, telah ada ternukil,
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan
Suatu
kaum, kecuali setelah mereka itu berupaya
Mengubah
sendiri, apa-apa yang ada pada dirinya.”
(
Ar Ra’du : 11 )
Adalah
tersebut istilah qadha’ qadar yang mubrom
Kepastian
ketentuan Tuhan, yang tiada terelakkan
Seperti
jodoh, rizqi, mati,umur manusia dan lain-lain
Ada
pula disebut nama, qadha’ qadar yang mu’allaq
Yang
atas kuasa, dan kehendak-Nya, Tuhan
berhaq
Merubah
keadaan, atas dasar ikhtiar keras
manusia
Maka,
sudah seharusnya, kita beriman dan percaya
Kepada
qadha’ qadar Allah, seraya selalulah berdoa
Mengikuti
segala perintah dan larangan-laranganNya
Sebab
amal baik atau pun buruk, itu ada balasanNya
Dan,
segala peristiwa itu terjadi atas
kehendak-Nya
Maka
heninglah, serah diri kepada, Tuhan Yang
Esa
Bumi Pangarakan, Bogor
Selasa, 21 Juli 2015 – 11:28 WIB
“MAKA AKU SONGSONG REALITA”
Karya
: Ki Slamet 42
Atma
dan rasaku melanglang ke mana-mana
Kembara, susup telusup ke alam dewangga
Kepakkan
lebar-lebar, kedua sayap roh jiwa
Terbang
jauh, tuju ke alam luar marcapada
Di
alam hening jiwa memancar warna-warna
Hitam,
kuning, biru, hijau dan merah Jingga
Dilambari
selimut nan putih seluas jaga raya
Sukma
terasa bahagia sebab duka lara sirna
Segala
kenangan saling lekat bercengkerama
Bercerita
tentang pernik-pernik rasa asmara
Yang
tiada pernah mau lepas raib dari garba
Terus
saja menggeliat bergelora dalam dada
Di
ambang batas pagi pun kembali atma rasa
Terasa
kesegaran resap rasuki jiwa dan raga
Sembuhkan
luka di jiwa, lenyapkan problema
Songsong
realita dunia nan penuh romantika
Bumi Pangarakan, Bogor
Senin, 20 Juli 2015 – 14 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar