“MENERABAS
BELANTARA JIWA”
Karya: Ki
Slamet Priyadi
Meski aku tak bisa mencari dan memilih kata-kata indah
Tapi aku ungkap jua jiwa nan lara ini lewat puisi
gundah
Tentang gulananya hati yang terus saja berjalan lelampah
Menerabas hutan belantara jiwa mengajakku bersumpah
Untuk tetap tegar melangkah di jalan kebenaran Ilahiah
Walau aral melintang, merintang, hadang gerak batiniah
Menuju ke marga ridhanya Allah, Tuhan yang kusembah
Lalu ku arungi luasnya samudra, selami dalamnya segara
Laksana Sang Bima Anta Sena mencari sari tirta prawita
Lalu aku daki gunung, terabas lebatnya hutan belantara
Seperti Sang Bima Sena labrak Rukmuka dan Rukmakala
Dua raksasa penguasa belantara di gunung
Reksamuka
Pemangsa kebaikan,
kejujuran, pengajak kesesatan jiwa
Penyebar nafsu jahat, dan pelaku segala angkara murka
Dalam langlang kembara menguak terabas belantara jiwa
Aku rindukan ma’rifatullah, jauh dari hiruk-pikuk
dunia
Menyepi mesu diri untuk belenggu segala nafsu jiwa
raga
Mampu dan bisa atasi menahan diri dari nafsu lawwamah
Mampu dan bisa mengatasi, tahan diri dari nafsu sufiyah
Mampu dan bisa mengatasi, tahan diri dari nafsu amarah
Mampu dan bisa mendorong kuatnya nafsu muthmainnah
Saat jiwa raga rasakan lelah, maka aku kembali ke
rumah
Dengan berbekal sikap perilaku jiwa yang bersih batiniah
Aku langkahkan kaki, turuni gunung, bukit, dan lembah
Kembali menerabas belantara, seberangi segara rohaniah
Sesampai di sana, keluargaku menerimaku dengan ramah
Aku rasakan, seperti
ada keajaiban rahmat dan hidayah
Ketenangan, kedamaian, dan berkah yang melimpah ruah
Bumi Pangarakan,
Bogor
Sabtu, 21 Jun.
15 – 2:59 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar