Kamis, 29 Desember 2016

“R E A L I S” Karya: Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Jumat, 30 Desember 2016 - 12:52 WIB

Image "Golek Rahwana" ( Foto : Google )
Golek Rahwana


Image "Prabu Yudhistira" ( Foto : Google )
Wyng Kulit Yudhistira

“R  E A L I S”
Karya: Ki Slamet 42

Kita semua memang mestinya realis saja
Biarkanlah sesuatu berjalan apa adanya
Jangan diutak-atik ataupun direkayasa
Karena semua itu sudah punya garisnya

Garis miring, garis lurus, garis lengkung
Jika digabung tentu tiadalah berujung
Menjadi kuat tiada tanggung-tanggung
Berkarakter sulit diputar pun digulung

Itu rupa sketsa warna-warna kehidupan
Menjadilah romantika di alam kemayaan
Meski waktunya cuma sebentar berjalan
Tetapi, manusia mestilah lakukan peran

Peran jahat, peran baik laksanakan saja
Mainkan dengan baik semau sutradara
Sebab keduanya saling berkait bergaya
Ciptakan bunyi harmoni indah bernada

Manusia bebas memilih peran lakonnya
Namun semuanya kuasa sang sutradara
Menjadi ahli neraka ataupun ahli sorga
Hanya Tuhan yang bisa menghakiminya


Kp. Pangarakan, Bogor
Jumat, 30 Desember 2016
Pukul 12:15 WIB   

Rabu, 28 Desember 2016

"DI KAMAR NAN SUNYI SEPI" Karya Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Kamis, 29 Desember 2016 - 09:08 WIB


Image "Ki Slamet 42 ( Foto: SP )
Ki Slamet 42

“DI KAMAR NAN SUNYI SEPI”
Karya: Ki Slamet 42

Di kamar nan sunyi sepi ini aku berbaring sendiri
Di amben bambu yang dua tahun lewat aku beli
Tidur lelap mendengkur kembara ke alam mimpi
Atma menerawang jauh sungkan untuk kembali
Terjerat temali kuat iming-iming nikmat duniawi

Di perut larut malam hingga menjelang pagi hari
Meski wajah tersengat panasnya cahaya mentari
Meski kumandang religi terngianglah berkali-kali
Sukma masih jua tiada mau kembali lupakan diri
Terus saja senang gerayang di kemayaan sorgawi

Ketika jelang petang guyuran hujan basahi bumi
Kucuran air menembus  langit-langit kamar sepi
Tirtanya jatuh menerpa wajah tiada terselimuti
Aku tersadar dari mimpi yang dipenuhi imajinasi
Tentang keasrian kenikmatan tuk kepuasan hati

Aku usaplah wajah basah yang mulai berekspresi
Sementara guyuran hujan mulailah reda berhenti
Mataku menatap ke jendela kamar nan sunyi sepi
Nun jauh di sana  sang Surya merah bersembunyi
Di balik gunung Salak yang memiliki cerita misteri

Akupun melangkahkan kaki pergi ke kamar mandi
Untuk bersuci bersihkan diri dari kotoran berdaki
Yang masih melekat begitu kuat hiasi tubuhku ini
Seperti lukisan syetan  iblis penggoda hati nurani  
Yang selalu saja ajak manusia untuk berbuat keji

Aku merenung diri di dalam kamar nan sunyi sepi
Sujud berdoa bermunajat pada  Sang Ilahi Rabbi
Memohon agar Tuhan berikan aku petunjuk suci
Berikan daku rahmat dan hidayah yang diberkahi
Dengan kuatnya iman dan ketakwaan hingga mati


Kp. Pangarakan, Bogor
Kamis, 29 Desember 2016
Pukul 08:05 WIB