Jumat, 20 Juli 2018

"NEGERI KACAU BALAU" Karya Ki Slamet Priyadi

Ki Slamet Blog : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 21 Juli 2018 - 02:15 WIB
 
Image "Sang Saka Merah Putih
SANG SAKA MERAH PUTIH

Image "Garuda Pansila
Garuda Pabcasila

“Negeri Kacau Balau”
Karya: Ki Slamet Priyadi

Inilah cerita kisah tentang negeri kacau-balau
yang setiap pagi mentarinya bersinar kemilau
yang dahulu hutannya begitu lebat menghijau
yang bermacam satwa dendang riang berkicau
Dan penduduknyapun ramah tak pernah galau

Kini semuanya seperti nyaris tiada nampak lagi
Cuma Sang Surya yang masih setia sambut pagi
Hamparan sawah nan luas berhias untaian padi
Yang lenggak-lenggok nan gemulai ba’ bidadari
Kini ‘lah berubah jadilah bangunan tinggi-tinggi

Lebatnya hutan rimba belantara nyarislah sirna
Beraneka satwa hatinya pun dirudung duka lara
Oleh karena  tiada lagi bisa riang berkicau ceria
Semua nampak jadi lunglai tiada lagi bertenaga
Berubah warna jadi keegoan yang mengemuka

Antara kebaikan dan kejahatan sulit dibedakan
Sebab kebenaran vertikal itu tak lagi jadi acuan
Kebenaran horisontal justru menjadi pedoman
Merasa benar  berdasarkan kebenaran sendiri
Merasa pintar  berdasarkan kepintaran sendiri

Negeri ini memang sudah kacau nyaris anarki
Sepertinya tiada lagi sosok yang bisa diteladani
Di hampir semua instansi terlibat kasus korupsi
Lakukan korupsi jadi budaya bahkan mentradisi
Dilakukan oknum pejabat, politikus, dan instansi

Peristiwa kriminal pun banyak terjadi di sana-sini
Pun semakin kianlah merajalela di seluruh negeri
Pembegalan, perampokan, tidak bisa ditolerir lagi
Tanpa basa-basi,  kompromi,  apa lagi hati nurani
Jika melawan langsung dibunuh mati secara keji

Meskipun demikian negeriku tetaplah Nusantara
Di mana jiwa dan ragaku sudah menyatu di sana
Dan, bersama dengan aji sakti Garuda Pancasila
Aku akan terbang mengarungi jagad Nusantara
Menguak mega untuk sirnakan segala angkara

Jumat, 20 Juli 2018 – 10:30 WIB
Ki Slamet Priyadi
Di Bumi Pangarakan, Bogor
 

Rabu, 18 Juli 2018

KHASIAT BUAH JAMBU KLUTUK MERAH Karya : Ki Slamet 42

Ki Slamet Blog - Sajak Puisi Ki Slamet 42
Kamis, 19 Juli 2018 - 08:45 WIB

Image "Ngalap Jambu Klutuk Merah (Foto: SP)
Ngalap Jambu Kltuk Merah di halaman rumah

Khasiat Buah Jambu Klutuk Merah
Karya Ki Slamet

Tersebutlah  pohon jambu biji klutuk merah
Tumbuh dengan sendirinya di depan rumah
Kutanyalah pada tetangga di rumah sebelah
Buahnya dapat sembuhkan sakit gula darah
Selain sakit gula darah pun deman berdarah

Psidium guajava nama latin jambu biji merah
Tiadalah kenal waktu panen ia selalu berbuah
Siapalah yang berminat ambil saja silahkanlah
Sebab pohon itu buahnya selalulah berlimpah
Berjatuhan berserakan ngamprahlah di tanah

Di saat hari libur aku jalan-jalan ke pasar buah
lalu kudekatilah pedagang jambu klutuk merah
Aku pun beli dua kilogram jambu klutuk merah
Sambil bertanya, kenapa wajahnya sumeringah
Jawabnya, ya pak, jambu klutuk merah berkah!

Suatu ketika saya ke dokter periksa gula darah
Dokter sarankan makanlah jambu klutuk merah
Dibarengi minum air putih agar diperbanyaklah
Karena aku amat suka juice tentu tiada masalah
Sekarang gula darahku normal, Alhamdulillaah!

Rabu, 18 Juli 2018 – 14:40 WIB
Ki Slamet Priyadi
Di Kp. Pangarakan Bogor

Sabtu, 07 Juli 2018

Cerita Rakyat Jawa Tengah : "ASAL ASAL USUL NYI RORO KIDUL By Ki Slamet

Ki Slamet Blog - Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 07 Juli, 2018 - 21:53 WIB

Image "Nyi Roro Kidul"
Lukisan Nyi Roro Kidul

"ASAL-USUL NYIRORO KIDUL"
Karya Ki Slamet Priyadi

Alkisah  Kediri diperintah Raja Aji Pamoso
Seorang  Raja  mumpuni  miliki aji penguoso
Ada seorang resi sakti  bernama Resi Kano
Konon pun Resi Kano miliki aji katong bolo
Yang mampu perintah putar balik sang kolo

Oleh sebab dianggap lebih sakti  Resi Kano
Membuat khawatir sang Prabu Aji Pamoso
Dia tak suka  ada yang lebih  sakti dan jago
Di  kerajaan Kediri,  jika ada dianggap bolo
Hal ini buatlah geram hati Raja Aji Pamoso

Maka sang Raja pendengki Raja Aji Pamoso
Pun atur siasat ‘tuk bunuh Sang Resi Kano
Yang tak langsung telah rendahkan wibowo
Dia selaku sang penata, sang raja penguoso
Di mata rakyat Kerajan Kediri yang dikuoso

Menurutnya jika ada orang yang lebih sakti
Melebihi  dirinya,  itu bisa bahayakan posisi
Dan kedudukannya selaku sang Raja Kediri
     Wibawa dari seorang raja pun sirna dari diri    
Ia tak ada apa-apanya di mata rakyat Kediri

Merasa posisi selaku raja Kediri terancam
Suruh prajuritnya agar Resi Kano diredam
Kemudian raja adakan rapat di saat malam
Sungguh suatu rencana nan teramat kejam
Tangkap Resi Kano lalu dibunuh diam-diam

 Resi Kano adalah Resi sakti dan mumpuni
Miliki kemampuan linuih baik jiwani ragawi
Tahu jika Raja Aji Pamoso berencana keji
Secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi
Resi Kano pun pergi meninggalkan Kediri

Konon,  Resi Karno lenyap dalam sekejap
Sembunyi di pesisir selatan Jawa, Cilacap
Di sana ia lakukan tapabrata dengan sigap
Demi mengetahui  Resi Kano telah lenyap
Raja perintahkan cari Resi Kano, tangkap

Dua senopati, para prajurit dikerahakan
Pencarian, dan perburuan pun dilakukan
Namun sudah sepekan lakukan pencarian
Keberadaan Resi Kano belum ditemukan
Tapi perburuan Resi Kano tak dihentikan

Suatu ketika Resi Kano dapatlah dijumpa
Di pekan ketiga, ketika ia sedang bertapa
Maka terjadilah pertempuran begitu rupa
Resi Kano dikerubuti dua senopati utama
Dan prajurit yang berupaya menangkapnya

Tetapi Resi Kano ternyata teramat digjaya
Prajurit dan satu Senopati Kediri perlaya
Demi melihat kenyataan buruk  seperti ini
Sang Senopati dan sebagian prajurit Kediri
Yang masih hidup diperintah untuk kembali

Setiba di Kediri sang Senopati melapor diri
Sang  Prabu Aji Pamoso jadi kecewa sekali

Maka berkatalah Raja kepada senopatinya :
“Baiklah Senopati,  apabila demikian adanya
Siapkanlah sepuluh orang prajurit tata yuda
Untuk tangkap dan bunuh Resi Kano segera
Aku yang akan tangkap dan membunuhnya.”

“Baiklah paduka, hamba laksanakan segera !”
Senopatipun pilih sepuluh prajurit tata yuda
Yang olah keprajuritannya di atas rata-rata
Tiadalah berapa lama berangkatlah mereka
Bersama Raja menuju pesisir Selatan Jawa 

Pendek cerita, mereka sampailah di Cilacap
Di tempat Resi Kano bertapabrata kali acap
Di daerah pesisir selatan dekat dari Cilacap 
Di pertapaan Resi Kano sedang bersedekap
Bertapabrata tak bergerak tiadalah berucap

Meski Resi Kano tahu kehadiran Raja Kediri
Prabu Aji Pamoso bersama prajurit Senopati  
Tapi dia terus lanjut bertapabrata bersamadi
Karena sudah terlanjur ucap bersumpah pati
Bertapabrata tanpa ucap bergerak, wira-wiri

Maka Resi Kano hanya bisa berserahlah diri 
Kepada Tuhan  sambil nerapal mantra sakti
Aji kekebalan tubuh untuk perlidungan diri
Sebagailah senjata pamungkas perisai ragawi
Agar ia diberi keselamatan oleh Hyang Widhi

Sementara itu Prabu Aji Pamoso Raja Kediri
Bersama-sama para prajurit dan para senopati
Mengendap-endap dekatilah tubuh Sang Resi
Yang sedang samadi, bertapa berserahlah diri
Tak  mengindahkan keadaan sekelilingnya lagi

Saat itu Prabu Aji Pamoso cabut pusaka sakti
Keris “Kyai Syetan Kubur Sayuta Wisa Ulo-Uli”
Keris pusaka andalannya yang selalu menemani
Saat membunuh musuh-musuhnya hingga mati
Keris itu dihunusnya dengan hati-hati sekali

Sambil dekati Sang Resi yang sedang samadi
Keris sakti Syetan Kubur Sayuta Wisa Ulo-Uli
Dengan sebat dihujamkan ke tubuh Sang Resi  
Akan tetapi keris itu tiadalah mampu melukai  
Tubuh sang Resi Kano yang kebal digjaya sakti

Resi Kano tetap tak bergeming dari samadinya
Dia tetap kokoh duduk bersila di petilasannya
Sesuai sumpahnya dia terus lanjutkan tapanya
Yang bisa dia lakukan merapal aji kekebalannya
Resi Kano pun rapal terus mantra aji kebalnya

Sementara Raja Aji Pamoso tak mau gagal lagi 
Ia kembali hujamkan keris ke tubuh Sang Resi
Pada tusukan pertama, dan kedua tubuh Resi
Masihlah tiada  sedikitpun juga dapat melukai
Resi Kano yang masih didalam posisi bersamadi
 
Hal ini membuat Prabu Aji Pamoso panas hati
Maka ia pun merapal Aji Panglebur Jagadbumi
Lalu hujamkan kembali keris sakti Kyai Ulo-uli
Mengucurlah darah segar dari dada Sang Resi
Resi Kano pun mati dalam keadaan bersamadi

Tak ada jeritan, erangan dari mulut Sang Resi
 Sirna jiwa Sang Resi, sirna pula raga Sang Resi
Seketika itu terdengar suara gemuruh di bumi
Angin ribut bertiup kencang sungguh ngegirisi
Terus berhembus, bergemuruh tak mau henti

Sang Prabu Aji Pamoso pun segera rapal aji-aji
Pelenyap rasa takut tapi takut tetap menhantui
Tak seberapa lama suara bergemuruh berhenti
Bersamaan dengan itu muncul ular besar sekali
Seperti ingin memangsa Aji Pamoso Raja Kediri

Desis ular naga raksasa itu menyeramkan sekali
Hingga ombak laut selatan pesisir Cilacap tinggi
Bergulung-gulung suaranya bergemuruh ngegirisi
Prabu Aji Pamoso segera keluarkan panah sakti
Panah amat sakti bernamaKyai Guntur Sakethi”
  
Panah itu diarahkan ke Ular besar naga raksasa
Sang ular mendesis-desis hendak mangsa dirinya
Anak panah sakti tepat kenai dada ular raksasa
yang matilah seketika karena jantungnya terkena
panah sakti Kyai Guntur Sakethi milik sang Raja

Akan tetapi terjadilah keajaiban yang tak dinyana
 Dari tubuh ular besar yang mati itu muncul wanita
Layaknya sang bidadari kayangan yang cantik jelita
Ditangan kanannya memegang setangkailah bunga
Berlari di atas permukaan laut panggil nama Raja

Dengan kesaktiannya Prabu Aji Pamoso hampiri
Wanita cantik satu-satunya penghuni pulau mini
Batuan karang kembang kambang indah nan asri  
Sedang para prajurit dan senopati setia menanti
Di pesisir laut selatan Cilacap yang dalam sekali

Dari tengah laut wanita itu berpesan wanti-wanti :
“Wahai Sang Prabu, Raja Kediri yang gagah perkasa
Terimakasih atas pertolongan Prabu kepada hamba
Yang telah bebaskan hamba darilah kutukan Dewa
Kini hamba lah kembali jadi manusia seperti semula

Sebagai balas jasa hamba kepada sang Paduka raja
Hamba sembahkan bunga Cangkok Wijaya Kusuma
Bunga ini berasal dari Kayangan di Taman Suralaya
Siapa saja yang miliki bunga Cangkok Wijayakusuma
Dia akan trunkan raja-raja penguasa di tanah Jawa

Satu lagi Paduka, Sang Prabulah orang satu-satunya
Jadi saksi bahwa pulau karang ini di huni oleh hamba   
Hamba beri nama  pulau “Nusa Kembangan”, Karena
Di pulau ini pertama kali hamba menyerahkan Bunga
“Cangkok Wijaya Kusuma” kepada sang Paduka Raja!”

Setelah memberikan bunga Cangkok Wijaya Kusuma
Kepada Prabu Aji Pamoso, ia kembalilah ke alamnya
Konon Putri kahyangan tersebut adalah jelmaannya
Nyi Ratu Kidul,  Sang Penguasa laut Selatan segara
Di daerah Cilacap dikenal Dewi Wasowati namanya

Saat Prabu Aji Pamoso hendak kembali ke pantai
 Temui anak buahnya prajurit dan senopati kendiri
 Dengan membawa bunga Cangkok Wijaya Kusuma
 Tiba-tiba dia merasakan kesaktiannya punah sirna
Tiada bisa seberangi segara dengan kedua kakinya

Dia tenggelam ke dasar laut pulau Nusa Kambangan
Tewas bersama Cangkok Wijaya Kusuma kembangan
 Sembahan dari wanita kayangan yang bebas kutukan
Dan bagi Prabu Pamoso semua itu menjadi kenangan
Hingga kini Pulau itu dikenal pulau Nusa Kambangan

Kp. Pangarakan Bogor
Sabtu, 07 Juli 2018 091257 sp)