Blog Slamet Priyadi
Sajak Puisi Ki Slamet 42
Rabu, 12 September 2018 - 03:45 WIB
Sajak Puisi Ki Slamet 42
Rabu, 12 September 2018 - 03:45 WIB
Ki Slamet Priyadi |
Ki
Slamet Priyadi 42 :
“SANG BOMANTARA”
Pupuh VIII ( 1-16 )
8.
Maharaja Boma Boyong Dewi Januati
(1)
Alkisah setelah Maharaja Boma bunuh Raja Jantaka
Patih Mudra, Patih Utara menghadaplah Raja Boma
Sri Paduka Maharaja Boma bertitah kepada mereka:
“Wahai Patih Mudra Karna, dan kau Patih Aria Karia,
Kini kuserahkan rakyat Mandura oleh kalian semua!”
(2)
Setelah berkatalah demikian, Maharaja Bomantara
Pun masuklah ia ke dalam istana Maharaja Jantaka
Diiringi oleh Wilmananya, dan para pengawalnya
Sementara Patih Mudra Karna dan Patih Aria Karia,
Himpunlah seluruh rakyat negeri Mandura Nagara.
(3)
Syahdan Raja Boma setelah tibalah di dalam istana
Maharaja Jantaka, ia pun duduk dengan gagahnya
Di atas balairung sambil matanya lirik ke sini-sana
Mencari sang puteri Dewi Januati di mana adanya
Maka Raja Boma panggil salah satu pengasuhnya:
(4)
“Dayang, panggil Dewi Januati untuk hadap Raja !”
Sedang Dewi Januati yang melihat Maharaja Boma
Menangis sesenggukan, hatinya betapalah nestapa
Dayang yang menjemputnya tak bisa berbuat apa,
Ia pun kembali menghadap raja serayalah berkata:
(5)
“Paduka Raja, hamba tak bisa jemput puteri Jantaka
Oleh karena ia merajuk menangislah sejadi-jadinya,
Bahkan ia berkata, akanlah bunuh diri bila dipaksa!”
Setelah dengar kata Puspawati, inang pengasuhnya
Kemudian berkata Sri Paduka Maharaja Bomantara:
(6)
“Baik Puspawati, sementara aku belum memaksanya
Kau bujuklah terus, karena dia teramatlah aku cinta.”
“Baik paduka, hamba akan membujuknya sampai ia
Mau menjadi permaisuri baginda dengan suka rela!”
Maka Puspawati pun tiada putus asa terus berupaya.
(7)
Kembali bujuk Dewi Januati dengan bermanis kata:
“Ya Dewi Januati, jika tuanku Maharaja Bomantara,
Dia berkehendaklah datang mengajak berkata-kata
Pada tuan puteri sahuti saja dan ikuti apa maunya,
Hal itu agar tuan Maharaja Boma suka pada anda!”
(8)
Dewi Januati, berpikir sambil menundukkan kepala
Sementara itu Puspawati melanjutkan kata-katanya:
“Apabila tuan puteri sukalah menuruti kemauannya
Keinginan tuan puteri, untuk diperjumpa ayahanda,
Niscaya akan dituruti pula oleh Baginda Raja Boma!”
(9)
Kononlah cerita, selama berada di istana Raja Boma
Paras Dewi Januati, makinlah bersih nan cantik jelita
Hal itu buat Raja Boma bertambah-tambah cintanya
Suatu ketika Dewi Januati didatangi Raja Bomantara
Maka berdebarlah jantung dewi Januati dibuatnanya
(10)
Maka ia pun menangis sesenggukan karena takutnya
Oleh karena Raja Boma berada duduk di sampingnya
Berkata Raja Boma : “Wahai
Dewi Januati yang jelita,
Mengapakah dinda Dewi, menangis begitulah rupa?
Ketahuilah istana ini tiada lain dindalah yang punya!”
(11)
Namun Dewi Januati masihlah belum reda tangisnya
Maka Raja Boma pun panggil dayang Emban Sri lela
Sambil berdiri menjauhi Dewi Januati, Boma berkata:
“Hai Emban, bujuk Dewi Januati agar reda tangisnya,
Dan ketahuilah, sebab aku teramat kasih akan dia !”
(12)
Emban Sri Lela dekati Dewi Januati, seraya berkata:
“Kenapa Dewi tiada suka dipersunting Raja Boma ?
Baginda itu seorang Maharaja besar di marcapada
Raja-raja bahkan dewa-dewa
hormatlah kepadanya
Raja sakti mandraguna karena miliki aji Pancasona!”
(13)
Jawab Dewi Januati: “Baiklah, jika Maharaja Boma
Suka akan daku ini maka jemput Dewi Nila Utama
Dan Dewi Supraba mereka di kayangan Indra loka.”
Maka Emban Sri Lela pun menghadap Raja Boma,
Sampaikan ucapan Dewi Januati pada Bomantara:
(14)
“Paduka, tadi dinda Dewi berpesan pada hamba,
Bahwasannya, ia mau dipersunting oleh paduka
Jika Paduka mau datangkan bidadari Indra loka,
Dia bernama Dewi Supraba dan Dewi Nila Utama
Untuk menjadikan mereka dayang-dayang istana
(15)
Mendengar itu, betapalah suka-citanya Raja Boma
Kemudian dia pun segera panggil kedua patihnya:
“Wahai kau Patih Mudra Karna dan Patih Aria Karia,
Segera kumpulkan dan himpun para pasukan kita,
Saat ini juga kita akan menyerang istana Suralaya!”
(16)
“Sedangkan tugas daripadalah kau Emban Sri Lela,
Layani sang Dewi dan turuti apa saja yang dipinta.”
Setelah berkatalah demikian Maharaja Bomantara,
Beserta para patih, serta segenap pasukan raksasa,
Berangkatlah ke Indraloka ‘tuk seranglah Suralaya.
Kp.
Pangarakan, Bogor
Rabu,, 12 September 2018
Pukul
: 03:51 WIB
REFERENSI
:
Balai
Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit
: Balai Putaka 1978
Tidak ada komentar:
Posting Komentar