Sabtu, 01 September 2018

Ki Slamet 42 : SANG BOMANTARA" Pupuh 2

Blog Slamet Priyadi: "Sajak Puisi Ki Slamet 42
Minggu, 02 September 2018 - 02:56 WIB

Image "Wayang Bomantara"
Bomantara

Ki Slamet 42 :

SANG  BOMANTARA

Pupuh II ( 1–27 ) 

2.    Lahirnya Bomantara

(1)
Tetapi, masihlah ada permainan yang indah hamba
berikan pada Batara, sebagai tanda khidmat hamba
Batara Brahma berkata: “Apa titah sang tuan Batara
Itu  yang hamba junjung tinggi lebih di atas kepala

(2)
 Batara Wisnu pun berkatalah pada Batara Brahma:
“Apabila memang demikian, berdirilah tuan Batara
Kita bicara, dan rembukkan secara bersama-sama
Sebentar kemudian, keduanya pun berdiri segera

(3)
Konon setelah keduanya saling bertatapan muka
Tubuh Batara Wisnu  keluarkan dua berkas cahaya
Cahaya pertama masuk ke dalam perut bumi loka
Cahaya kedua  melesat terbanglah ke langit akaca
(4)
Lalu berkata Batara Wisnu kepada Batara Brahma:
“Lihatlah itu tuan, cahaya yang naik ke langit akaca
Perhatikan, ke arah manakah cahaya itu perginya?
Saya perhatikan cahaya yang masuk ke bumi loka”

(5)
Dewa Brahma lakukan perintah seraya  berkata :
“Baik, Batara Wisnu yang kuasai Kayangan loka!”
Brahma rubah diri jadi elang terbang ke ankasa
Ikuti cahaya yang terbang menuju angkasa raya

(6)
Demi lihat burung elang jelmaan Batara Brahma
Masihlah terus mengikuti cahaya ke langit akaca
Dewa Wisnu jadikan dirinya seekor babi raksasa
Tubuhnya membesar sebesar gunung Himalaya

(7)
Babi itu masuk ke dalam bumi mengikuti cahaya
Lalu digusurnya tanah tempat masuk nya cahaya
Terus masuk hingga ke dalam dasar bumi loka
Di dasar bumi loka betapa terang dan eloknya

(8)
Nampaklah di dalam bumi ada mahligai istana
Babi jelmaan Dewa Wisnu kembali beralih rupa
Jadi raksasa lalu naik duduk di atas singgasana
Duduk bersuku tunggal tenangkan pikirannya

(9)
Tak lama berlaku demikian, nampak ada wanita
Dalam mahligai itu betapa elok nan cantik rupa
Dewa Wisnu hampiri wanita itu seraya berkata :
“Wahai tuan puteri,  siapa puteri punya nama?”

(10)
Puteri menjawab: “Dewi Pertiwi nama hamba !”
Meski menjawab, ada perasaan takut di hatinya
Ia pun berlari cepat Batara Wisnu mengejarnya
Tangan Dewi Pertiwi dicekal hingga tak berdaya

(11)
Lalu dibawa ke dalam mahligai oleh sang raksasa
Yang tak lain jelmaan Dewa Wisnu sang penguasa
Lalu, Raksasa itu melampiaskan hasrat renjananya
Kepada Dewi Pertiwi hinggalah dia berbadan dua

(12)
Segalanya telah terjadi, Batara Wisnupun berkata:
“Wahai dinda Dewi Pertiwi yang elok cantik jelita,
Kini saatnya kanda kembali ke kayangan kakanda
Pabila kelak, dinda lahirkan bayi  laki-laki, kiranya

(13)
Petiklah bunga tanjung emas, berikan  anakanda
Akan bunga , bunga tanjung emas  Wijaya Mulia
Dewa Wisnu merapal berbagailah macam mantra
Sakti Ke dalam bunga tanjung emas Wijaya Mulia

(14)
Setelah itu, Wisnu kembalilah ke wujudnya semula
Beralihlah ke wujud aslinya,  Sri Mahawisnu Batara
Memohon diri pada Dewi Pertiwi kembali ke istana
Kayangan tempat bersemayamnya para dewa-dewa

(15)
Setelah Batara Brahma,  mengikuti cahaya ke akaca
Kembali dia lihat Maha Wisnu duduk di singgasana
Di atas balai gading, maka segera dia  naiklah pula
Lalu Batara Wisnu bertanya kepada Batara Brahma:

(16)
“Brahma, berita apa yang kau dapat ikuti cahaya?”
Batara Brahma segera  menceritakan awal-akhirnya
Dengar tutur Brahma, Batara Wisnu tersenyum saja
Maka Batara Brahma pun kembali baliklah bertanya:

(17)
“Batara Wisnu, apa yang tuan alami saat ikuti cahaya
Ke dalam perut  bumi sana?” Dewa  Wisnu  bercerita
Mulai dia merubah diri menjadi seekor babi raksasa,
Hingga jumpa dengan Dewi Pertiwi yang jadi istrinya

(18)
Dengar cerita Dewa Wisnu, sukala hati Dewa Brahma
Lalu pun mohon izin untuk kembali ke Kayangannya
Adapun Kayangan Batara Wisnu dan Batara Brahma
Tak seberapa jauh antaranya pada Selatan dan Utara

(19)
Alkisah maka  Dewi Pertiwi melahirkan anak laki-laki
Tiga hasta lebar dada,  dan tujuh hasta punya tinggi
Konon segalanya jadi raksasa segala uri dan tembuni
Amat jahat rupa budinya dalam lihatan Dewi Pertiwi
Maka dibuanglah ke laut, darah, tembuni dan uri-uri

(20)
Batara Brahma lihatlah segala kelakuan Dewi Pertiwi
Saat membuang anak dari Batara Wisnu sang suami
Brahma ambillah segala darah,  uri-uri dan tembuni
Semua dipelihara hingga menjadi lima raksasa sakti
Lalu Dewa Brahma memberinya nama sendiri-sendiri

(21)
Dewa Brahma beri nama bayi raksasa itu, Bomantara
Darah, uri-uri, dan tembuni,  menjadilah raksasa pula
Kelak jadi menteri, hulubalang, patih,  patih  Tomara
Patih Jarasanda,  Saksa,  Sapara,  patih Wira Angkasa
Patih Pralemba dus  rakyatnya sebanyak tiga yojana

(21)
Dewa Wisnu melihat yang dilakukan Batara Brahma
Dia  menghampiri Batara Brahma, seraya bertanya :
“Brahma, siapakah pemuda ini, anak tuankah dia?”
Jawab Brahma: “Dia ini, tiada lain anak tuan hamba
Dari Dewi Pertiwi!” Seketika Boma embah ayahnya.”

(22)
Wisnu pun mengusap kepala putranya, Bomantara
Dipeluk, diciumlah puteranya dengan penuh cinta
Dewa Wisnu  ajari  ilmu kesaktian dan tata yudha
 Berikan pula pesan wejangan kepada Bomantara :
“Anakku Bomantara, jadilah anak baik dan berguna

(23)
Jangan sampai kau sakiti orang-orang pertapa !”
Brahma berkata kepada Wisnu ayah Bomantara :
“Batara Wisnu, kelak ananda Boma akan jadi raja
Kehendaknya tiada bisa dihalang meski dia dewa
Semua raja-raja akan takut dan  takluk padanya!”

(24)
Batara Brahma kembali tambahkan penjelasannya:
“Bila ia mati dan mayatnya tersentuh bumi, maka
Hidup kembali, cuma tuan yang bisa kalahkannya
Bahkan jua dewa-dewa, indera-indra, dan  raksasa
Semua akan takluk kepada Maharaja Bomantara.”

(25)
Dengar tutur Brahma tentang puteranya Bomantara,
Wisnu cuma tersenyum. Sang putera Boma berkata :
“Ayah, beri patik  negeri ‘tuk tempat patik berkuasa.”
Maka menjawab Batara Wisnu,  dan Batara Brahma :
“Anakku,  semua itu akan kau peroleh di marcapada !

(26)
“Sri Wisnu dan Sang Brahma lanjutkan kata-katanya :
“Pergilah sekarang, temui ibumu minta restu padanya
Lalu keluar dari kahyangan ini pergilah ke alam dunia
Di sana pasti akan kau peroleh semua yang kau pinta
Setelah temui ibunya Boma izin kepada kedua Batara:

(27)
“Baik ayah, paman Brahma, nanda hendak ke dunia!”
Maka Bomantara masuklah ke dalam dasar segara
Ambles ke bumi sementara itu  Wisnu dan Brahma
Kembali menduduki Indra loka istana kayangannya
Demikian kisah Bomantara dengan segala ambisinya
  

Kp. Pangarakan, Bogor
jumat, 31 Agustus 2018
Pukul : 08:00 WIB

REFERENSI :
Balai Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit : Balai Putaka 1978




1.    Lahirnya Bomantara

(1)
Tetapi, masihlah ada permainan yang indah hamba
berikan pada Batara, sebagai tanda khidmat hamba
Batara Brahma berkata: “Apa titah sang tuan Batara
Itu  yang hamba junjung tinggi lebih di atas kepala

(2)
 Batara Wisnu pun berkatalah pada Batara Brahma:
“Apabila memang demikian, berdirilah tuan Batara
Kita bicara, dan rembukkan secara bersama-sama
Sebentar kemudian, keduanya pun berdiri segera

(3)
Konon setelah keduanya saling bertatapan muka
Tubuh Batara Wisnu  keluarkan dua berkas cahaya
Cahaya pertama masuk ke dalam perut bumi loka
Cahaya kedua  melesat terbanglah ke langit akaca
(4)
Lalu berkata Batara Wisnu kepada Batara Brahma:
“Lihatlah itu tuan, cahaya yang naik ke langit akaca
Perhatikan, ke arah manakah cahaya itu perginya?
Saya perhatikan cahaya yang masuk ke bumi loka”

(5)
Dewa Brahma lakukan perintah seraya  berkata :
“Baik, Batara Wisnu yang kuasai Kayangan loka!”
Brahma rubah diri jadi elang terbang ke ankasa
Ikuti cahaya yang terbang menuju angkasa raya

(6)
Demi lihat burung elang jelmaan Batara Brahma
Masihlah terus mengikuti cahaya ke langit akaca
Dewa Wisnu jadikan dirinya seekor babi raksasa
Tubuhnya membesar sebesar gunung Himalaya

(7)
Babi itu masuk ke dalam bumi mengikuti cahaya
Lalu digusurnya tanah tempat masuk nya cahaya
Terus masuk hingga ke dalam dasar bumi loka
Di dasar bumi loka betapa terang dan eloknya

(8)
Nampaklah di dalam bumi ada mahligai istana
Babi jelmaan Dewa Wisnu kembali beralih rupa
Jadi raksasa lalu naik duduk di atas singgasana
Duduk bersuku tunggal tenangkan pikirannya

(9)
Tak lama berlaku demikian, nampak ada wanita
Dalam mahligai itu betapa elok nan cantik rupa
Dewa Wisnu hampiri wanita itu seraya berkata :
“Wahai tuan puteri,  siapa puteri punya nama?”

(10)
Puteri menjawab: “Dewi Pertiwi nama hamba !”
Meski menjawab, ada perasaan takut di hatinya
Ia pun berlari cepat Batara Wisnu mengejarnya
Tangan Dewi Pertiwi dicekal hingga tak berdaya

(11)
Lalu dibawa ke dalam mahligai oleh sang raksasa
Yang tak lain jelmaan Dewa Wisnu sang penguasa
Lalu, Raksasa itu melampiaskan hasrat renjananya
Kepada Dewi Pertiwi hinggalah dia berbadan dua

(12)
Segalanya telah terjadi, Batara Wisnupun berkata:
“Wahai dinda Dewi Pertiwi yang elok cantik jelita,
Kini saatnya kanda kembali ke kayangan kakanda
Pabila kelak, dinda lahirkan bayi  laki-laki, kiranya

(13)
Petiklah bunga tanjung emas, berikan  anakanda
Akan bunga , bunga tanjung emas  Wijaya Mulia
Dewa Wisnu merapal berbagailah macam mantra
Sakti Ke dalam bunga tanjung emas Wijaya Mulia

(14)
Setelah itu, Wisnu kembalilah ke wujudnya semula
Beralihlah ke wujud aslinya,  Sri Mahawisnu Batara
Memohon diri pada Dewi Pertiwi kembali ke istana
Kayangan tempat bersemayamnya para dewa-dewa

(15)
Setelah Batara Brahma,  mengikuti cahaya ke akaca
Kembali dia lihat Maha Wisnu duduk di singgasana
Di atas balai gading, maka segera dia  naiklah pula
Lalu Batara Wisnu bertanya kepada Batara Brahma:

(16)
“Brahma, berita apa yang kau dapat ikuti cahaya?”
Batara Brahma segera  menceritakan awal-akhirnya
Dengar tutur Brahma, Batara Wisnu tersenyum saja
Maka Batara Brahma pun kembali baliklah bertanya:

(17)
“Batara Wisnu, apa yang tuan alami saat ikuti cahaya
Ke dalam perut  bumi sana?” Dewa  Wisnu  bercerita
Mulai dia merubah diri menjadi seekor babi raksasa,
Hingga jumpa dengan Dewi Pertiwi yang jadi istrinya

(18)
Dengar cerita Dewa Wisnu, sukala hati Dewa Brahma
Lalu pun mohon izin untuk kembali ke Kayangannya
Adapun Kayangan Batara Wisnu dan Batara Brahma
Tak seberapa jauh antaranya pada Selatan dan Utara

(19)
Alkisah maka  Dewi Pertiwi melahirkan anak laki-laki
Tiga hasta lebar dada,  dan tujuh hasta punya tinggi
Konon segalanya jadi raksasa segala uri dan tembuni
Amat jahat rupa budinya dalam lihatan Dewi Pertiwi
Maka dibuanglah ke laut, darah, tembuni dan uri-uri

(20)
Batara Brahma lihatlah segala kelakuan Dewi Pertiwi
Saat membuang anak dari Batara Wisnu sang suami
Brahma ambillah segala darah,  uri-uri dan tembuni
Semua dipelihara hingga menjadi lima raksasa sakti
Lalu Dewa Brahma memberinya nama sendiri-sendiri

(21)
Dewa Brahma beri nama bayi raksasa itu, Bomantara
Darah, uri-uri, dan tembuni,  menjadilah raksasa pula
Kelak jadi menteri, hulubalang, patih,  patih  Tomara
Patih Jarasanda,  Saksa,  Sapara,  patih Wira Angkasa
Patih Pralemba dus  rakyatnya sebanyak tiga yojana

(21)
Dewa Wisnu melihat yang dilakukan Batara Brahma
Dia  menghampiri Batara Brahma, seraya bertanya :
“Brahma, siapakah pemuda ini, anak tuankah dia?”
Jawab Brahma: “Dia ini, tiada lain anak tuan hamba
Dari Dewi Pertiwi!” Seketika Boma embah ayahnya.”

(22)
Wisnu pun mengusap kepala putranya, Bomantara
Dipeluk, diciumlah puteranya dengan penuh cinta
Dewa Wisnu  ajari  ilmu kesaktian dan tata yudha
 Berikan pula pesan wejangan kepada Bomantara :
“Anakku Bomantara, jadilah anak baik dan berguna

(23)
Jangan sampai kau sakiti orang-orang pertapa !”
Brahma berkata kepada Wisnu ayah Bomantara :
“Batara Wisnu, kelak ananda Boma akan jadi raja
Kehendaknya tiada bisa dihalang meski dia dewa
Semua raja-raja akan takut dan  takluk padanya!”

(24)
Batara Brahma kembali tambahkan penjelasannya:
“Bila ia mati dan mayatnya tersentuh bumi, maka
Hidup kembali, cuma tuan yang bisa kalahkannya
Bahkan jua dewa-dewa, indera-indra, dan  raksasa
Semua akan takluk kepada Maharaja Bomantara.”

(25)
Dengar tutur Brahma tentang puteranya Bomantara,
Wisnu cuma tersenyum. Sang putera Boma berkata :
“Ayah, beri patik  negeri ‘tuk tempat patik berkuasa.”
Maka menjawab Batara Wisnu,  dan Batara Brahma :
“Anakku,  semua itu akan kau peroleh di marcapada !

(26)
“Sri Wisnu dan Sang Brahma lanjutkan kata-katanya :
“Pergilah sekarang, temui ibumu minta restu padanya
Lalu keluar dari kahyangan ini pergilah ke alam dunia
Di sana pasti akan kau peroleh semua yang kau pinta
Setelah temui ibunya Boma izin kepada kedua Batara:

(27)
“Baik ayah, paman Brahma, nanda hendak ke dunia!”
Maka Bomantara masuklah ke dalam dasar segara
Ambles ke bumi sementara itu  Wisnu dan Brahma
Kembali menduduki Indra loka istana kayangannya
Demikian kisah Bomantara dengan segala ambisinya
  

Kp. Pangarakan, Bogor
jumat, 31 Agustus 2018
Pukul : 08:00 WIB

REFERENSI :
Balai Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit : Balai Putaka 1978

1 komentar:

  1. Ayo segera bergabung di QIUQIU99 ,Agen Domino & Judi Domino Terpercaya Se-indonesia.

    Raih kemenanganmu sebesar-besarnya,kami bayar seluruh kemenangan anda tanpa
    terkecuali.

    Promo QIUQIU99
    - Bonus TO Terbesar Se-insonesia 0.3% Setiap hari dibagikan.
    - Bonus Referral 10+10% Setiap hari jumat

    Kelebihan QIUQIU99 diantara Agen-agen lainnya
    -100% Fairplay
    -No Bot AND No Admin
    -Customer Service yang ramah dan baik.

    Dengan Minimal Deposit & Withdraw Rp 20.000
    Anda Dapat mengakses 8 Game dengan 1 ID
    Poker - Bandar poker - Capsa susun - BandarQ - AduQ - DominoQQ - Sakong - BANDAR66(NEW)

    Tidak hanya itu saja,kami juga di support oleh Bank Ternama di Indonesia:

    - Bank BCA
    - Bank MANDIRI
    - Bank BNI
    - Bank BRI
    - Bank DANAMON

    Link:Alternatif - paketvip.co

    Staff kami yang ramah dan handal selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik

    untuk anda, Buktikan sendiri yuk Kenyamanan dan keamanan bermain di QIUQIU99

    Info selanjutnya,Silakan Hubungin langsung CS kami yang siap melayani anda 24jam

    Nonstop Live chat 24 jam
    - BBM : 2BC4317D
    - Whatsapp :+6282211983091

    Salam Hoki Semuanya :)

    BalasHapus