Blog Slamet Priyadi: "Sajak Puisi Ki Slamet 42
Minggu, 02 September 2018 - 02:56 WIB
Minggu, 02 September 2018 - 02:56 WIB
Bomantara |
Ki
Slamet 42 :
SANG BOMANTARA
Pupuh
II ( 1–27 )
2.
Lahirnya Bomantara
(1)
Tetapi, masihlah ada permainan
yang indah hamba
berikan pada Batara,
sebagai tanda khidmat hamba
Batara Brahma berkata:
“Apa titah sang tuan Batara
Itu yang hamba junjung tinggi lebih di atas kepala
(2)
Batara Wisnu pun berkatalah pada Batara Brahma:
“Apabila memang
demikian, berdirilah tuan Batara
Kita bicara, dan rembukkan
secara bersama-sama
Sebentar kemudian, keduanya
pun berdiri segera
(3)
Konon setelah keduanya
saling bertatapan muka
Tubuh Batara
Wisnu keluarkan dua berkas cahaya
Cahaya pertama masuk
ke dalam perut bumi loka
Cahaya kedua melesat terbanglah ke langit akaca
(4)
Lalu berkata Batara
Wisnu kepada Batara Brahma:
“Lihatlah itu tuan,
cahaya yang naik ke langit akaca
Perhatikan, ke arah
manakah cahaya itu perginya?
Saya perhatikan cahaya
yang masuk ke bumi loka”
(5)
Dewa Brahma lakukan
perintah seraya berkata :
“Baik, Batara Wisnu yang
kuasai Kayangan loka!”
Brahma rubah diri jadi
elang terbang ke ankasa
Ikuti cahaya yang
terbang menuju angkasa raya
(6)
Demi lihat burung
elang jelmaan Batara Brahma
Masihlah terus mengikuti
cahaya ke langit akaca
Dewa Wisnu jadikan
dirinya seekor babi raksasa
Tubuhnya membesar sebesar
gunung Himalaya
(7)
Babi itu masuk ke
dalam bumi mengikuti cahaya
Lalu digusurnya tanah
tempat masuk nya cahaya
Terus masuk hingga ke dalam
dasar bumi loka
Di dasar bumi loka betapa
terang dan eloknya
(8)
Nampaklah di dalam
bumi ada mahligai istana
Babi jelmaan Dewa
Wisnu kembali beralih rupa
Jadi raksasa lalu naik
duduk di atas singgasana
Duduk bersuku tunggal
tenangkan pikirannya
(9)
Tak lama berlaku
demikian, nampak ada wanita
Dalam mahligai itu betapa
elok nan cantik rupa
Dewa Wisnu hampiri wanita
itu seraya berkata :
“Wahai tuan puteri, siapa puteri punya nama?”
(10)
Puteri menjawab: “Dewi
Pertiwi nama hamba !”
Meski menjawab, ada
perasaan takut di hatinya
Ia pun berlari cepat
Batara Wisnu mengejarnya
Tangan Dewi Pertiwi dicekal
hingga tak berdaya
(11)
Lalu dibawa ke dalam
mahligai oleh sang raksasa
Yang tak lain jelmaan Dewa
Wisnu sang penguasa
Lalu, Raksasa itu melampiaskan
hasrat renjananya
Kepada Dewi Pertiwi
hinggalah dia berbadan dua
(12)
Segalanya telah terjadi,
Batara Wisnupun berkata:
“Wahai dinda Dewi
Pertiwi yang elok cantik jelita,
Kini saatnya kanda kembali
ke kayangan kakanda
Pabila kelak, dinda lahirkan
bayi laki-laki, kiranya
(13)
Petiklah bunga tanjung
emas, berikan anakanda
Akan bunga , bunga
tanjung emas Wijaya Mulia
Dewa Wisnu merapal
berbagailah macam mantra
Sakti Ke dalam bunga
tanjung emas Wijaya Mulia
(14)
Setelah itu, Wisnu
kembalilah ke wujudnya semula
Beralihlah ke wujud
aslinya, Sri Mahawisnu Batara
Memohon diri pada Dewi
Pertiwi kembali ke istana
Kayangan tempat
bersemayamnya para dewa-dewa
(15)
Setelah Batara Brahma,
mengikuti cahaya ke akaca
Kembali dia lihat Maha
Wisnu duduk di singgasana
Di atas balai gading,
maka segera dia naiklah pula
Lalu Batara Wisnu bertanya
kepada Batara Brahma:
(16)
“Brahma, berita apa
yang kau dapat ikuti cahaya?”
Batara Brahma
segera menceritakan awal-akhirnya
Dengar tutur Brahma, Batara
Wisnu tersenyum saja
Maka Batara Brahma pun
kembali baliklah bertanya:
(17)
“Batara Wisnu, apa
yang tuan alami saat ikuti cahaya
Ke dalam perut bumi sana?” Dewa Wisnu
bercerita
Mulai dia merubah diri
menjadi seekor babi raksasa,
Hingga jumpa dengan
Dewi Pertiwi yang jadi istrinya
(18)
Dengar cerita Dewa
Wisnu, sukala hati Dewa Brahma
Lalu pun mohon izin
untuk kembali ke Kayangannya
Adapun Kayangan Batara
Wisnu dan Batara Brahma
Tak seberapa jauh antaranya
pada Selatan dan Utara
(19)
Alkisah maka Dewi Pertiwi melahirkan
anak laki-laki
Tiga hasta lebar dada, dan
tujuh hasta punya tinggi
Konon segalanya jadi raksasa segala uri dan tembuni
Amat jahat rupa budinya dalam lihatan Dewi Pertiwi
Maka dibuanglah ke laut, darah, tembuni dan uri-uri
(20)
Batara Brahma lihatlah segala kelakuan Dewi Pertiwi
Saat membuang anak dari Batara Wisnu sang suami
Brahma ambillah segala darah, uri-uri dan tembuni
Semua dipelihara hingga menjadi lima raksasa sakti
Lalu Dewa Brahma memberinya nama sendiri-sendiri
(21)
Dewa Brahma beri nama bayi raksasa itu, Bomantara
Darah, uri-uri, dan tembuni, menjadilah raksasa pula
Kelak jadi menteri, hulubalang, patih, patih
Tomara
Patih Jarasanda, Saksa, Sapara, patih Wira Angkasa
Patih Pralemba dus rakyatnya
sebanyak tiga yojana
(21)
Dewa Wisnu melihat yang dilakukan Batara Brahma
Dia menghampiri Batara Brahma,
seraya bertanya :
“Brahma, siapakah pemuda ini, anak tuankah dia?”
Jawab Brahma: “Dia ini, tiada lain anak tuan hamba
Dari Dewi Pertiwi!” Seketika Boma embah ayahnya.”
(22)
Wisnu pun mengusap kepala putranya, Bomantara
Dipeluk, diciumlah puteranya dengan penuh cinta
Dewa Wisnu ajari ilmu kesaktian dan tata yudha
Berikan pula pesan wejangan
kepada Bomantara :
“Anakku Bomantara, jadilah anak baik dan berguna
(23)
Jangan sampai kau sakiti orang-orang pertapa !”
Brahma berkata kepada Wisnu ayah Bomantara :
“Batara Wisnu, kelak ananda Boma akan jadi raja
Kehendaknya tiada bisa dihalang meski dia dewa
Semua raja-raja akan takut dan
takluk padanya!”
(24)
Batara Brahma kembali tambahkan penjelasannya:
“Bila ia mati dan mayatnya tersentuh bumi, maka
Hidup kembali, cuma tuan yang bisa kalahkannya
Bahkan jua dewa-dewa, indera-indra, dan raksasa
Semua akan takluk kepada Maharaja Bomantara.”
(25)
Dengar tutur Brahma tentang puteranya Bomantara,
Wisnu cuma tersenyum. Sang putera Boma berkata :
“Ayah, beri patik negeri ‘tuk
tempat patik berkuasa.”
Maka menjawab Batara Wisnu,
dan Batara Brahma :
“Anakku, semua itu akan kau
peroleh di marcapada !
(26)
“Sri Wisnu dan Sang Brahma lanjutkan kata-katanya :
“Pergilah sekarang, temui ibumu minta restu padanya
Lalu keluar dari kahyangan ini pergilah ke alam dunia
Di sana pasti akan kau peroleh semua yang kau pinta
Setelah temui ibunya Boma izin kepada kedua Batara:
(27)
“Baik ayah, paman Brahma, nanda hendak ke dunia!”
Maka Bomantara masuklah ke dalam dasar segara
Ambles ke bumi sementara itu
Wisnu dan Brahma
Kembali menduduki Indra loka istana kayangannya
Demikian kisah Bomantara dengan segala ambisinya
Kp.
Pangarakan, Bogor
jumat,
31 Agustus 2018
Pukul
: 08:00 WIB
REFERENSI
:
Balai
Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit
: Balai Putaka 1978
1.
Lahirnya Bomantara
(1)
Tetapi, masihlah ada permainan
yang indah hamba
berikan pada Batara,
sebagai tanda khidmat hamba
Batara Brahma berkata:
“Apa titah sang tuan Batara
Itu yang hamba junjung tinggi lebih di atas kepala
(2)
Batara Wisnu pun berkatalah pada Batara Brahma:
“Apabila memang
demikian, berdirilah tuan Batara
Kita bicara, dan rembukkan
secara bersama-sama
Sebentar kemudian, keduanya
pun berdiri segera
(3)
Konon setelah keduanya
saling bertatapan muka
Tubuh Batara
Wisnu keluarkan dua berkas cahaya
Cahaya pertama masuk
ke dalam perut bumi loka
Cahaya kedua melesat terbanglah ke langit akaca
(4)
Lalu berkata Batara
Wisnu kepada Batara Brahma:
“Lihatlah itu tuan,
cahaya yang naik ke langit akaca
Perhatikan, ke arah
manakah cahaya itu perginya?
Saya perhatikan cahaya
yang masuk ke bumi loka”
(5)
Dewa Brahma lakukan
perintah seraya berkata :
“Baik, Batara Wisnu yang
kuasai Kayangan loka!”
Brahma rubah diri jadi
elang terbang ke ankasa
Ikuti cahaya yang
terbang menuju angkasa raya
(6)
Demi lihat burung
elang jelmaan Batara Brahma
Masihlah terus mengikuti
cahaya ke langit akaca
Dewa Wisnu jadikan
dirinya seekor babi raksasa
Tubuhnya membesar sebesar
gunung Himalaya
(7)
Babi itu masuk ke
dalam bumi mengikuti cahaya
Lalu digusurnya tanah
tempat masuk nya cahaya
Terus masuk hingga ke dalam
dasar bumi loka
Di dasar bumi loka betapa
terang dan eloknya
(8)
Nampaklah di dalam
bumi ada mahligai istana
Babi jelmaan Dewa
Wisnu kembali beralih rupa
Jadi raksasa lalu naik
duduk di atas singgasana
Duduk bersuku tunggal
tenangkan pikirannya
(9)
Tak lama berlaku
demikian, nampak ada wanita
Dalam mahligai itu betapa
elok nan cantik rupa
Dewa Wisnu hampiri wanita
itu seraya berkata :
“Wahai tuan puteri, siapa puteri punya nama?”
(10)
Puteri menjawab: “Dewi
Pertiwi nama hamba !”
Meski menjawab, ada
perasaan takut di hatinya
Ia pun berlari cepat
Batara Wisnu mengejarnya
Tangan Dewi Pertiwi dicekal
hingga tak berdaya
(11)
Lalu dibawa ke dalam
mahligai oleh sang raksasa
Yang tak lain jelmaan Dewa
Wisnu sang penguasa
Lalu, Raksasa itu melampiaskan
hasrat renjananya
Kepada Dewi Pertiwi
hinggalah dia berbadan dua
(12)
Segalanya telah terjadi,
Batara Wisnupun berkata:
“Wahai dinda Dewi
Pertiwi yang elok cantik jelita,
Kini saatnya kanda kembali
ke kayangan kakanda
Pabila kelak, dinda lahirkan
bayi laki-laki, kiranya
(13)
Petiklah bunga tanjung
emas, berikan anakanda
Akan bunga , bunga
tanjung emas Wijaya Mulia
Dewa Wisnu merapal
berbagailah macam mantra
Sakti Ke dalam bunga
tanjung emas Wijaya Mulia
(14)
Setelah itu, Wisnu
kembalilah ke wujudnya semula
Beralihlah ke wujud
aslinya, Sri Mahawisnu Batara
Memohon diri pada Dewi
Pertiwi kembali ke istana
Kayangan tempat
bersemayamnya para dewa-dewa
(15)
Setelah Batara Brahma,
mengikuti cahaya ke akaca
Kembali dia lihat Maha
Wisnu duduk di singgasana
Di atas balai gading,
maka segera dia naiklah pula
Lalu Batara Wisnu bertanya
kepada Batara Brahma:
(16)
“Brahma, berita apa
yang kau dapat ikuti cahaya?”
Batara Brahma
segera menceritakan awal-akhirnya
Dengar tutur Brahma, Batara
Wisnu tersenyum saja
Maka Batara Brahma pun
kembali baliklah bertanya:
(17)
“Batara Wisnu, apa
yang tuan alami saat ikuti cahaya
Ke dalam perut bumi sana?” Dewa Wisnu
bercerita
Mulai dia merubah diri
menjadi seekor babi raksasa,
Hingga jumpa dengan
Dewi Pertiwi yang jadi istrinya
(18)
Dengar cerita Dewa
Wisnu, sukala hati Dewa Brahma
Lalu pun mohon izin
untuk kembali ke Kayangannya
Adapun Kayangan Batara
Wisnu dan Batara Brahma
Tak seberapa jauh antaranya
pada Selatan dan Utara
(19)
Alkisah maka Dewi Pertiwi melahirkan
anak laki-laki
Tiga hasta lebar dada, dan
tujuh hasta punya tinggi
Konon segalanya jadi raksasa segala uri dan tembuni
Amat jahat rupa budinya dalam lihatan Dewi Pertiwi
Maka dibuanglah ke laut, darah, tembuni dan uri-uri
(20)
Batara Brahma lihatlah segala kelakuan Dewi Pertiwi
Saat membuang anak dari Batara Wisnu sang suami
Brahma ambillah segala darah, uri-uri dan tembuni
Semua dipelihara hingga menjadi lima raksasa sakti
Lalu Dewa Brahma memberinya nama sendiri-sendiri
(21)
Dewa Brahma beri nama bayi raksasa itu, Bomantara
Darah, uri-uri, dan tembuni, menjadilah raksasa pula
Kelak jadi menteri, hulubalang, patih, patih
Tomara
Patih Jarasanda, Saksa, Sapara, patih Wira Angkasa
Patih Pralemba dus rakyatnya
sebanyak tiga yojana
(21)
Dewa Wisnu melihat yang dilakukan Batara Brahma
Dia menghampiri Batara Brahma,
seraya bertanya :
“Brahma, siapakah pemuda ini, anak tuankah dia?”
Jawab Brahma: “Dia ini, tiada lain anak tuan hamba
Dari Dewi Pertiwi!” Seketika Boma embah ayahnya.”
(22)
Wisnu pun mengusap kepala putranya, Bomantara
Dipeluk, diciumlah puteranya dengan penuh cinta
Dewa Wisnu ajari ilmu kesaktian dan tata yudha
Berikan pula pesan wejangan
kepada Bomantara :
“Anakku Bomantara, jadilah anak baik dan berguna
(23)
Jangan sampai kau sakiti orang-orang pertapa !”
Brahma berkata kepada Wisnu ayah Bomantara :
“Batara Wisnu, kelak ananda Boma akan jadi raja
Kehendaknya tiada bisa dihalang meski dia dewa
Semua raja-raja akan takut dan
takluk padanya!”
(24)
Batara Brahma kembali tambahkan penjelasannya:
“Bila ia mati dan mayatnya tersentuh bumi, maka
Hidup kembali, cuma tuan yang bisa kalahkannya
Bahkan jua dewa-dewa, indera-indra, dan raksasa
Semua akan takluk kepada Maharaja Bomantara.”
(25)
Dengar tutur Brahma tentang puteranya Bomantara,
Wisnu cuma tersenyum. Sang putera Boma berkata :
“Ayah, beri patik negeri ‘tuk
tempat patik berkuasa.”
Maka menjawab Batara Wisnu,
dan Batara Brahma :
“Anakku, semua itu akan kau
peroleh di marcapada !
(26)
“Sri Wisnu dan Sang Brahma lanjutkan kata-katanya :
“Pergilah sekarang, temui ibumu minta restu padanya
Lalu keluar dari kahyangan ini pergilah ke alam dunia
Di sana pasti akan kau peroleh semua yang kau pinta
Setelah temui ibunya Boma izin kepada kedua Batara:
(27)
“Baik ayah, paman Brahma, nanda hendak ke dunia!”
Maka Bomantara masuklah ke dalam dasar segara
Ambles ke bumi sementara itu
Wisnu dan Brahma
Kembali menduduki Indra loka istana kayangannya
Demikian kisah Bomantara dengan segala ambisinya
Kp.
Pangarakan, Bogor
jumat,
31 Agustus 2018
Pukul
: 08:00 WIB
REFERENSI
:
Balai
Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit
: Balai Putaka 1978
Ayo segera bergabung di QIUQIU99 ,Agen Domino & Judi Domino Terpercaya Se-indonesia.
BalasHapusRaih kemenanganmu sebesar-besarnya,kami bayar seluruh kemenangan anda tanpa
terkecuali.
Promo QIUQIU99
- Bonus TO Terbesar Se-insonesia 0.3% Setiap hari dibagikan.
- Bonus Referral 10+10% Setiap hari jumat
Kelebihan QIUQIU99 diantara Agen-agen lainnya
-100% Fairplay
-No Bot AND No Admin
-Customer Service yang ramah dan baik.
Dengan Minimal Deposit & Withdraw Rp 20.000
Anda Dapat mengakses 8 Game dengan 1 ID
Poker - Bandar poker - Capsa susun - BandarQ - AduQ - DominoQQ - Sakong - BANDAR66(NEW)
Tidak hanya itu saja,kami juga di support oleh Bank Ternama di Indonesia:
- Bank BCA
- Bank MANDIRI
- Bank BNI
- Bank BRI
- Bank DANAMON
Link:Alternatif - paketvip.co
Staff kami yang ramah dan handal selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik
untuk anda, Buktikan sendiri yuk Kenyamanan dan keamanan bermain di QIUQIU99
Info selanjutnya,Silakan Hubungin langsung CS kami yang siap melayani anda 24jam
Nonstop Live chat 24 jam
- BBM : 2BC4317D
- Whatsapp :+6282211983091
Salam Hoki Semuanya :)