Karya: Slamet Priyadi
Ada seekor kupu-kupu kecil mungil terbang berputar
Menari layang gemulai lalu hinggap di wayang Semar
Hias dinding ruang tamu rumah yang tak begitu besar
Aku tak peduli dengan kupu-kupu kecil yang ke sasar
Sebab sedang asyik saksikan pertandingan sepak bola
Antara Persija
Indonesia melawan PDRM Malaysia
Yang akhirnya Persija menang dengan score satu-dua
Saat makan kue
Bugis, dan reguk seteguk kopi manis
Hangatkan badan saat cuaca malam dingin menggrigis
Kupu-kupu kecil itu berputar sebentar di atas
kepalaku
Hinggap di wayang Semar, matanya menatap kearahku
Aku pun mulailah peduli dan bertanya-tanya dalam
hati
Kenapa kupu-kupu
kecil itu sampai
hinggap dua kali
Di sosok
tokoh wayang “Sanghyang Semar” idola
hati
Setelah terbang
berputar-putar di atas kepalaku
tadi?
Seakan tunjukkan
kepadaku tentang siapa tokoh Semar
Menyadari semua
itu, aku segera beranjak dari bangku
Berjalan ke arah
wayang Semar di sebelah foto diriku
Aku ambil wayang Semar, kupu-kupu kecil keluar
berlalu
Aku tatap wajah wayang Semar yang nampak lugu dan
lucu
Wajah Semar berwarna putih dan badan Semar berwarna
hitam
Dua warna simbol kehidupan alam marcapada, alam
keduniawian
Selalu hidup berdampingan, saling isi dalam harmoni
keseimbangan
Alam kehidupan
manusia, kehidupan hewan, dan tumbuh-tumbuhan
Di alam kehidupan manusia, ada akal dan budi jika
mampu memiliki
Mengelola, memelihara,
mengejawantahkannya dengan laku terpuji
Maka Dia akan
jadikan kita sejatinya manusia, manusia yang
sejati
Manusia yang penuh mawas
diri, tak mengumbar nafsu dan ambisi
Yang tutur kata dan bicaranya bisa dipercaya menjadi
penyejuk jiwa
Yang perilakunya bisa digugu dan ditiru, satu dalam sikap dan kata
Akan tetapi yang banyak terjadi akal dan budi saling
berjalan sendiri
Akal hanya jadi sarana kendaraan untuk umbar nafsu
angkara murka
Berperilaku munafik untuk memintari, menipu,
membohongi sesama
Hilanglah kehambaannya, sirna harga diri lenyaplah
kemanusiaannya
Ada sang guru mencabuli muridnya, sebab tak mampu
menahan birahi
Banyak para ibu
membunuh bayinya, karena malu hamil di luar nikah
Para penegak
hukum kehilangan muka karena menjual
almamaternya
Para pendawah
kehilangan marwahnya karena kitab tak lagi acuannya
Para politikus sirnakan kejuangannya sebab ambisinya
kedudukan saja
Para pejabat sikat uang rakyat,
korupsi pun merajalela di mana-mana
Di setiap lini dan instansi dari hulu hingga ke
hilir semua nyaris terlibat
Budi tak lagi jadi kendali sebab dibebani beban
nafsu yang kiat berkarat
Ketika kantuk sengat mataku, aku hanya bisa lihat gambar-gambar
suram
Bergerak kian-kemari seperti rumbai-rumbai malam
yang semakin kelam
Ku kembalikan wayang Semar ke tempat semula sanding dengan
fotoku
Dalam kesadaran yang samar, wayang Semar sepertinya
bicara kepadaku:
“Wahai Aden cucuku, janganlah sampai lupa, dan salah
dalam melangkah
Akal budi jadikanlah ageman hidup, yakin dan percaya
kepada TUHAN!”
Bumi Pangarakan, Bogor
Senin, 30 Desember 2013 01:24 WIB
Wahai Aden cucuku, janganlah sampai lupa, dan salah dalam melangkah
BalasHapusAkal budi jadikanlah ageman hidup, yakin dan percaya kepada TUHAN!
Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
BalasHapusDan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya