AKU MASIH TAK BISA MELUPAKANMU
( Kenangan 1978 )
Lutfia, hingga kini aku masih tak bisa melupakanmu
Kenangan itu, yang adalah segalanya tentang kita
Masih saja mengoyak mencengkeram kuat di jiwa
Semakin terasa lara, pedih, merindu-rindu jadi satu
Aku tak bisa tepis rasa kasmaran kenangan cinta kita
Di saat-saat kita saling gamit tangan di sepanjang jalan
Menuju sekolah Pesantren Darunnajah di Kebayoran
Di saat-saat wajahmu terkulai lembut manja merayu
Di saat-saat gerai rambut hitam dikerudung putihmu
MenYusup dadaku yang semakin gelorakan rasa rindu
Kenangan itu, yang adalah segalanya tentang kita
Masih saja mengoyak mencengkeram kuat di jiwa
Semakin terasa lara, pedih, merindu-rindu jadi satu
Aku tak bisa tepis rasa kasmaran kenangan cinta kita
Di saat-saat kita saling gamit tangan di sepanjang jalan
Menuju sekolah Pesantren Darunnajah di Kebayoran
Di saat-saat wajahmu terkulai lembut manja merayu
Di saat-saat gerai rambut hitam dikerudung putihmu
MenYusup dadaku yang semakin gelorakan rasa rindu
Dan, mata sendu kita pun saling bertatapan
Tetes bening air matamu merayap perlahan
Membasahi pipimu yang binar kemerahan
Basahi kerudung putihmu yang kemerlapan
Karena disinari cahaya mentari keperakan
Yang memancar
begitu panas di atas kepala
Yang sinarnya menyengat menembus dada
Mengukir kenangan lama tentang cinta kita
Yang sama
sekali tak bisa aku melupakannya
Lutfia, sungguh
aku masih tak mampu dan tak bisa
Untuk melupakanmu
hingga kini, sampai sekarang!
Pangarakan, Bogor
Senin, 29 Desember 2014 – 16:19 wib
KENANGAN CINTA YANG TERSISA
( Kenangan 1977 )
Ku kuak jua kenangan
ini meski terasa sakit
Lewat baris rangkaian kata-kata puisi berbait
Disaat kita berjalan pelan di tepi sisian parit
Lewat baris rangkaian kata-kata puisi berbait
Disaat kita berjalan pelan di tepi sisian parit
Di Angkasa Puri malam hari saat bulan sabit
Dan, jemari tangan kita pun saling bergamit
Dan, jemari tangan kita pun saling bergamit
Tak ada
kata-kata bicara atau pun tegur sapa
Hanya tatapan mata dan hati kita yang bicara
Cerita tentang masa depan cinta dan cita-cita
Yang pupus kandas tak terwujud dalam nyata
Semua jadi bongkah-bongkah kenangan cinta
Hanya tatapan mata dan hati kita yang bicara
Cerita tentang masa depan cinta dan cita-cita
Yang pupus kandas tak terwujud dalam nyata
Semua jadi bongkah-bongkah kenangan cinta
Sampai sekarang
bayang-bayang kenangan itu
Masih saja selalu ganggu jiwaku di setiap waktu
Mengoyak-ngoyak terasa di hati dan jantungku
Masih saja selalu ganggu jiwaku di setiap waktu
Mengoyak-ngoyak terasa di hati dan jantungku
Gemuruh rintih di dadaku semakin terasa
pedih
Sukmaku lara lirih perih cita-cita tak bisa terraih
Sukmaku lara lirih perih cita-cita tak bisa terraih
Kehidupan itu
memang seperti sketsa garis-garis
Berkelak-kelok, kadang senang terkadang miris
Kadang tertawa riang terkadang sedih menangis
Dan, semua itu adalah romantika rentang waktu
Satu perjalanan panjang yang terus akan berlalu
Berkelak-kelok, kadang senang terkadang miris
Kadang tertawa riang terkadang sedih menangis
Dan, semua itu adalah romantika rentang waktu
Satu perjalanan panjang yang terus akan berlalu
Utan Kayu Selatan,
21 Desember 2014/03:35 WIB
21 Desember 2014/03:35 WIB
Sampai sekarang bayang-bayang kenangan itu
BalasHapusMasih saja selalu ganggu jiwaku di setiap waktu
Mengoyak-ngoyak terasa di hati dan jantungku
Gemuruh rintih di dadaku semakin terasa pedih
Sukmaku lara lirih perih cita-cita tak bisa terraih