IBU, MAAFKANLAH
AKU !
Karya: Slamet Priyadi
Saat aku masih bayi mungil di dalam keluarga
sekandung
Dengan penuh kasih Ibu timang aku sambil
bersenandung
Dendangkan tembang-tembang nyanyian indung-indung
Kidungan irama penjaga mantra kasih tudung pelindung
Ungkapan rasa cinta kasih dan sayang yang menggunung
Kepada ananda
putra yang masih butuh tulung-pitulung
Di dalam bayang ketiadaberdayaan yang semakin kadung
Di dalam
ringis-tangis yang terus saja
jadikan merudung
Di dalam kehausan dan kelaparan yang meraung-raung
Kasih Ibu menjagaku, Ibu membelaiku,
Ibu menyusuiku
Dengan penuh cinta Ibu melindungiku, Ibu mengayomiku
Tak
pernah mengeluh meski peluh basahi sekujur tubuh
Dan, rangkaian
nada-nada rasa asih penuh tresna
kasih
Gemakan sepinya
malam, damaikan jiwaku diperaduan
Ibu, meskipun kau sudah lama pergi penuhi panggilan
Ilahi
Semua kenangan
masih melekat kuat terukir indah di hati
Kenangan tentang segala perjuangan ibu di belakang
rumah
Waktu ibu bercocok tanam metik sayuran dan buah-buahan
Tentang perjuangan ibu menanam dan menuai padi di
sawah
Sementara aku berlari-lari kecil di pematang di jalan
setapak
Seraya main musik gogolio
dari batang padi yang dipapak
Nyanyikan kidung irama alam kehidupan kampung
halaman
Ibu, aku juga selalu terkenang-kenang dan masih
tetap ingat
Saat ibu tarik
gerobak berisi buah dan sayuran dengan
kuat
Menyusuri jalan
Luano, Purworejo dengan beban kian sarat
Di saat kondisi jalanan yang begitu becek, lengket,
berlubang
Karena kemarinnya
hujan turun dari pagi hari hingga petang
Namun Ibu tetap berangkat tak menganggap itu penghalang
Dan, aku pun turut bantu mendorong gerobak di belakang
Berjaga agar tidak ada sayur dan buah yang jatuh
terbuang
Ibu, maafkan anakmu yang tak pernah sempat membalas
budi
Aku sadar segala budi dan jasamu tak akan terbalas sampai mati
Berjuang melawan maut antara hidup dan mati saat
melahirkan aku
Berjuang membesarkan aku dengan segala derita dan
jerih-payahmu
Berjuang keras dalam menyekolahkan aku dengan segala
doa-doamu
Tulus tak berpamrih semata-mata hanya besarnya rasa
kasih kepadaku
Ibu, sekali lagi maafkan anakmu yang belum sempat
membalas jasamu
Kini, aku hanya bisa mencontoh dan meneladani segala perjuanganmu
Memberikan contoh teladan kepada semua cucu-cucu dan
cicit-cicitmu
Tentang sikap mandiri, tentang sikap tak kenal
menyerah dan putus asa
Tentang kejujuran, cinta kasih sayang, kebersamaan dalam perbedaan
Sikap tak kenal menyerah dalam berjuang dan berdoa kepada Tuhan
Bumi Pangarakan, Bogor
Senin, 23 Desember 2013, 10:17 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar