KIDUNG LARA KALI SADANE
Karya: Slamet Priyadi
Gemericik air
kali Sadane yang membentur batu
Bunyi
suara kemerisik daun-daun pohon bambu
Bunyi jangkrik yang terus mengerik di balik kayu
Bunyi
orong-orong dan kodok-kodok bangkong
Bunyi
suara rintihan anjing hutan yang
melolong
Adalah konserto
simphoni kloro-loro bolo kalong
Sementara manusia pongah, tamak, dan serakah
Masihlah
seperti vampir-vampir penghisap darah
Berjalan
dada kepala tengadah pamerkan gagah
Siapa
mencegah disumpah serapah sampai kalah
Sebab
di belakangnya ada uang harta berlimpah
Yang
bisa tentukan sang pembenar jadilah salah
Kidung Sadane
harmoni kehidupan mimpi bolong
Ungkapan
rintihan alam yang kosong melompong
Dibalak,
digasak, dirusak, oleh sang para garong
Maka
luluh lantaklah lingkungan di segala ranah
Alam
rusak dieksploitasi sungai dicemari limbah
Bermacam-macam
ragam sampah melimpah ruah
Muak
saksikan segala tingkah polah para bucirit
Yang tak mau berhenti dan
terus saja menggigit
Sebelum perut menjadi tambun dan membuncit
Maka, ku langkahkan
kaki turuni tepian Sadane
Melalui jalan
setapak berundag batang kayugede
Dan, di atas sebongkah batu sebesar kerbo bule
Aku baringkan tubuh kepala tengadah
ke akaca
Langit
biru yang berhiaskan sang Dewi Purnama
Berjuta
kemintang kerlap-kerlip indahnya kejora
Cahyanya
sejukkan
hati nan lara gundah gulana
Raibkan atma carut padamkan bara
api di dada
Sirnakankan
rasa amarah yang bergejolak di jiwa
Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 15 Mei 2015│21:45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar