Sabtu, 18 April 2020

"PENDEKAR PAGAR NUSA GUS MAKSUM 1944-2003" By Ki Slamet

Blog Ki Slamet 42: Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 18 Agustus 2020 - 14.15 WIB
 
image "GUS MAKSUM ( Foto: ksp42)
Gus Maksum 1944 - 20003

“PENDEKAR  PAGAR  NUSA”
( Gus Maksum 1944–2003 )

Kita perlu tahu Pondok Pesantren dahulunya
Tidaklah ia  semata hanya ajarkan ilmu agama
Seperti tafsir, fikih, tasawuf, dan seterusnya
Tetapi pondok pesantren pun berfungsi pula
 Sebagai padepokan tempatlah para santrinya
Belajar kanuragan, kebatinan dan sebagainya

Para kiainya bukan hanya alim tapi juga sakti
Akan tetapi ada tanda-tanda belakangan ini
Di pondok pesantren, surutnya ilmu bela diri
Sistem metode klasikal dengan padat materi
Standar pendidikan nasional yang ba’ berlari
Membuat definisi pesantren kian sempit mini

Hal ini membuat para ulama-pendekar gelisah
Ulama pendekar dari Surabaya H. Suharbillah
Temui K.H Mustofa Bisri curah segala resah
Ia memberi tahu bahwa para pendekar gelisah
Mereka berdua pun kemudian mendatangilah
KH. Agus Maksum Jauhari Lirboyo di rumah

Gus Maksum yang masyhur di bidang beladiri
Yang memang identiklah di “dunia persilatan”
Pada tanggal  12 Muharrom 1406 bertepatan
27  September 1985  mereka saling berjanjian
Berkumpul  di  pesantren KH. Mustofa Bisri
Di  Tebuireng Jombang bentuk perkumpulan

Ya, pesatuan silat di bawah Nahdlatul Ulama
Dihadiri oleh tokoh-tokoh pencak silat utama
Dari  daerah Jombang,  Ponorogo, Pasuruan
Nganjuk, Kediri, Cirebon bahkan Kalimantan
Pertemuan musyawarah berikutnya diadakan
Pada  3 Januari 1986,  di  Pesantren  Lirboyo

 Ya, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jatim
Tempat berdiam Sang Pendekar, Gus Maksum
Dalam musyawarah berhasil disepakati akhirnya
Membentuk perkumpulan silat Nadatul Ulama
Bernama Ikatan Pencak Silat NU “Pagar Nusa”
Kepanjangan darilah Pagarnya NU dan Bangsa

Spontan Gus Maksum sebagai ketua umumnya
Ritual Pengukuhan Ketua Umum “Pagar Nusa”
Oleh Ketum PBNU KH. Abdurrahman Wahid
Dan oleh Rais Aam PBNU  KH. Ahmad Sidiq
Ia seorang cucu dari KH. Manaf Abdul karim
Seoranglah Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo

Gus Maksum lahir 8 Agustus 1944 di Kras Kediri
 Belajar Islam dengan ayahnya KH Abdul Jauhari
Dia menempuh pendidikan 1957, di SD Kanigoro  
Melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah  Lirboyo
 Tidak tamat, ia justru lebih senang mengembara
Ke berbagai daerah untuk berguru belajar silat

Sebagai kyai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh
Penampilannya nyentrik, berambutlah gondrong
Berjanggut panjang,  dan berkumis lebat, soleh
Sarungnya mendekati lutut, selalu pakai bakiak
Sebagaimanalah kebiasaan orang-orang “jadug”
Dia tidak pernahlah makan nasi alias ngerowot

Uniknya lagi suka pelihara hewan yang tak biasa
Hingga di usia tuanya Gus Maksum memelihara
Berapa hewan seperti berapa jenis ular berbisa
Unggas,  buaya,  kera,  orang hutan dan lainnya
Masyarakat mengenal Gus Maksum sakti digjaya
Rambutnya tak bisa dipotong kecuali ibundanya

Ia punya kekuatan tenaga dalam yang luar biasa
Dan mampu mengangkat beban berat luar biasa
Mampu menaklukkan jin, kulitnya kebal senjata  
Tidak mempan disilet,  disantet, dan sebagainya
Kehadirannya membuat jawara hitam terkesima
Kelebihannya buatlah Gus Maksum berkharisma

Latihan kanuragan pesantren lewat PagarNusa
 Sebagai garda utama “pagar NU,  pagar bangsa
Gus Maksum segaris dengan  Nahdlatul Ulama
Akan tetapi ia tak pernah terlibat dalam dunia
Politik praktis dualisme dwifungsi yang mendua
Baginya semuanya itu amatlah tidak disukainya

Saat kondisi politik paksa warga Nadatul Ulama  
Konfrontasi dengan PKI Gus Maksum di muka
Jadi komandan penumpas PKI beserta anteknya
Wilayah Jawa Timur karesidenan Kediri terutama
Di  saat NU bergabung ke dalam PPP pun ketika
PBNU deklarasi PKB Partai Kebangkitan Bangsa

Gus Maksum jadi jurkam nasional yang pidatonya
Amat menggetarkan podium dan warga partainya
Meskipun pada akhirnya dunia politik digelutinya
Ia tiadalah mau menduduki jabatan apa pun juga
Baiklah jabatan di legislatif maupun di eksekutif
Pendekar seharuslah memiliki jiwa kependekaran 

Gus Maksum akhirnya meninggalkan kita semua
Beliau wafat  pada 21 Januari 2003, di Kanigara
Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga
Pesantren Lirboyo dengan meninggalkanlah asa
 Berupa api semangat dan keberanian luar biasa
Yang menyala-nyala berkobar di sepanjang masa

~ KSP 42~
Kp. Pangarakan. Lido–Bogor 07.42 WIB
REFERENSI : 
(A. Khoirul Anam - 01/11/2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar