Blog Ki Slamet 42: Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 18 Agustus 2020 - 14.15 WIB
Sabtu, 18 Agustus 2020 - 14.15 WIB
“PENDEKAR PAGAR NUSA”
( Gus Maksum
1944–2003 )
Kita perlu tahu Pondok Pesantren dahulunya
Tidaklah ia semata hanya ajarkan ilmu agama
Seperti tafsir, fikih, tasawuf, dan seterusnya
Tetapi pondok pesantren pun
berfungsi pula
Sebagai padepokan tempatlah para santrinya
Belajar kanuragan, kebatinan dan
sebagainya
Para kiainya bukan hanya alim tapi
juga sakti
Akan tetapi ada tanda-tanda belakangan
ini
Di pondok pesantren, surutnya ilmu
bela diri
Sistem metode klasikal dengan padat materi
Standar pendidikan nasional yang ba’
berlari
Membuat definisi pesantren kian
sempit mini
Hal ini membuat para ulama-pendekar
gelisah
Ulama pendekar dari Surabaya H.
Suharbillah
Temui K.H Mustofa Bisri curah segala
resah
Ia memberi tahu bahwa para pendekar
gelisah
Mereka berdua pun kemudian
mendatangilah
KH. Agus Maksum Jauhari Lirboyo di
rumah
Gus Maksum yang masyhur di bidang
beladiri
Yang memang identiklah di “dunia
persilatan”
Pada tanggal 12 Muharrom 1406 bertepatan
27 September 1985 mereka saling berjanjian
Berkumpul di pesantren
KH. Mustofa Bisri
Di
Tebuireng Jombang bentuk perkumpulan
Ya, pesatuan silat di bawah Nahdlatul
Ulama
Dihadiri oleh tokoh-tokoh pencak
silat utama
Dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan
Nganjuk, Kediri, Cirebon bahkan
Kalimantan
Pertemuan musyawarah berikutnya
diadakan
Pada 3 Januari 1986, di
Pesantren Lirboyo
Ya, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jatim
Tempat berdiam Sang Pendekar, Gus
Maksum
Dalam musyawarah berhasil disepakati
akhirnya
Membentuk perkumpulan silat Nadatul Ulama
Bernama Ikatan Pencak Silat NU
“Pagar Nusa”
Kepanjangan darilah Pagarnya NU dan
Bangsa
Spontan Gus Maksum sebagai ketua
umumnya
Ritual Pengukuhan Ketua Umum “Pagar
Nusa”
Oleh Ketum PBNU KH. Abdurrahman
Wahid
Dan oleh Rais Aam PBNU KH. Ahmad Sidiq
Ia seorang cucu
dari KH. Manaf Abdul karim
Seoranglah
Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo
Gus Maksum lahir
8 Agustus 1944 di Kras Kediri
Belajar Islam dengan ayahnya KH Abdul Jauhari
Dia menempuh pendidikan
1957, di SD Kanigoro
Melanjutkan ke
Madrasah Tsanawiyah Lirboyo
Tidak tamat, ia justru lebih senang mengembara
Ke berbagai daerah untuk berguru
belajar silat
Sebagai kyai, Gus Maksum berprilaku
nyeleneh
Penampilannya nyentrik, berambutlah
gondrong
Berjanggut panjang, dan berkumis lebat, soleh
Sarungnya
mendekati lutut, selalu pakai bakiak
Sebagaimanalah
kebiasaan orang-orang “jadug”
Dia tidak pernahlah makan nasi alias
ngerowot
Uniknya lagi suka pelihara hewan
yang tak biasa
Hingga di usia tuanya Gus Maksum
memelihara
Berapa hewan seperti berapa jenis
ular berbisa
Unggas, buaya, kera, orang hutan dan lainnya
Masyarakat mengenal Gus Maksum sakti
digjaya
Rambutnya tak bisa dipotong kecuali
ibundanya
Ia punya kekuatan tenaga dalam yang luar
biasa
Dan mampu mengangkat beban berat luar
biasa
Mampu menaklukkan jin, kulitnya
kebal senjata
Tidak mempan disilet, disantet, dan sebagainya
Kehadirannya membuat jawara hitam
terkesima
Kelebihannya buatlah Gus Maksum berkharisma
Latihan kanuragan pesantren lewat
PagarNusa
Sebagai garda utama “pagar NU, pagar bangsa
Gus Maksum segaris dengan Nahdlatul Ulama
Akan tetapi ia tak pernah terlibat
dalam dunia
Politik praktis dualisme dwifungsi
yang mendua
Baginya semuanya itu amatlah tidak
disukainya
Saat kondisi politik paksa warga Nadatul
Ulama
Konfrontasi dengan PKI Gus Maksum di
muka
Jadi komandan penumpas PKI beserta anteknya
Wilayah Jawa Timur karesidenan
Kediri terutama
Di
saat NU bergabung ke dalam PPP pun ketika
PBNU deklarasi PKB Partai
Kebangkitan Bangsa
Gus Maksum jadi jurkam nasional yang
pidatonya
Amat menggetarkan podium dan warga
partainya
Meskipun pada akhirnya dunia politik
digelutinya
Ia tiadalah mau menduduki jabatan
apa pun juga
Baiklah jabatan di legislatif maupun
di eksekutif
Pendekar seharuslah memiliki jiwa
kependekaran
Gus Maksum akhirnya meninggalkan
kita semua
Beliau wafat pada 21 Januari 2003, di Kanigara
Jenazahnya dikebumikan di pemakaman
keluarga
Pesantren Lirboyo dengan
meninggalkanlah asa
Berupa api semangat dan keberanian luar biasa
Yang menyala-nyala berkobar di sepanjang
masa
~ KSP 42~
Kp. Pangarakan.
Lido–Bogor 07.42 WIB
REFERENSI
:
(A. Khoirul Anam - 01/11/2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar