Blog Ki Slamet 42: Sajak Puisi Ki Slamet Priyadi 42
Rabu, 15 April 2020 - 13.17 WIB
Rabu, 15 April 2020 - 13.17 WIB
D I M A N A K A H ?
By KiSlamet 42
Di
manakah hujrah tempat Nabi
Hidup
dalam kesederhanaan diri?
Di
manakah hujrah tempat Nabi
Sering
menerima wahyu dari Ilahi?
Di
manakah gerangan tempat Nabi
Untuk
mengatur siasat dan muslihat
Semata-mata
‘tuk kebahagiaan umat
Darilah
dunia hingga sampai akhirat
Di
mana gerangan pintu hujrahnya?
Yang
terbuka bagi fakir miskin papa
Di
mana tempat Nabi makan bersama
Di
manakah hujrahnya Nabi, di mana?
Di
mana tempat Nabi menambal gamis
Dan
terompahnya yang robek terkikis
Di
manakah gerangan lapiknya Nabi
Tempatnya
berpikir dan merenung diri?
Di
mana tempat tidur nabi bebaring
Di
saat rasa senang susah dan gering
Di
manakah tempat dapurnya Nabi
yang
pernah tak berasap dan berapi?
Di
manakah jenazah Nabi dibaringkan?
Saat
kaum muslimin laki dan perempuan
Berjejer
mengucap selamat perpisahan
Dengan
air mata berlinang bercucuran
Tempat
bersejarah itu ‘lah lenyap kini
Hujrahnya
yang asli sudah tak ada lagi
Dan
tak mungkin lagi dapat dijumpai
Yang
ada hujrah penuh kemewahan kini
Berhiaslah
emas, bertahtakan berlian
Tiadalah
lagi lagi wajah kesederhanaan
Yang
selalu diajarkan Nabi akhir zaman
Dalam
doanya memohon kepada Tuhan
“Ya,
Allah! Janganlah jadikan kuburku
Sebagai
berhala yang disembah orang.”
Sungguh
mendalam arti dan maknanya
Seandainya
semuanya itu masihlah ada
Dapat
dilihat dikenang sepanjang masa
Olehlah
umat Islam yang menziarahinya
Menjadilah
teladan kesederhanaannya
Tetapi
Di mana, di mana dan di mana ?
—KSP
42—
Bumi Pangarakan, Bogor
Rabu, 15 April 2020 – 12:07 WIB
P
u s t a k a :
C. Israr, Sejarah Kesenian Islam 1
Bulan Bintang – Jakarta 1978
Tidak ada komentar:
Posting Komentar