Jumat, 12 Juni 2015

“MISTERI ORANG GILA” Karya: Ki Slamet 42


“MISTERI ORANG GILA”
Karya: Ki Slamet 42

Orang gila tua  itu bertubuh kurus dan kumal
Wajah lusuh  penuh peluh kotor dan  berdaki
Rambut  gimbal  dipenuhi  debu menggumpal
Berbaring di emper toko Indomaret yang sepi
Di tepi jalan macet jalan raya Ciawi-Sukabumi

Sejak  aku mulai berangkat kerja pagi hari tadi
Hingga sampai aku pulang kerja di sore hari ini
Orang gila itu masih tak pernah beranjak pergi
Tak ada satu pun orang mau peduli dan empati
Pada orang  gila itu yang  nampak kurus kering

Sementara Jalan Raya Ciawi-Sukabumi sore hari
Kemacetan kendaraan semakinlah menjadi-jadi
Dipenuhi ratusan  kendaraan kampanye legislasi
Yang berputar lalu balik  arah sampai berkali-kali
Di sela-sela kendaraan orang gila itu aku hampiri

Aku sapa orang gila itu tapi tetap diam membisu
Hanya matanya saja yang  mendelik menatapku
Seperti  heran  ada  orang  yang memperhatikan
Dengannya orang gila yang tiada bermasa depan
Di emper toko Indomaret SPN Lido tanpa teman

Berapa  saat  kemudian  ia pun  duduk  senderan
Masih diam matanya menatap kosong ke depan
Tiada peduli  macet dan  suara bising kendaraan
Meski Hatiku berdebar gentar ada rasa sungkan
Ku beranikan duduk di sisiya ajukan pertanyaan

“Sedari pagi di sini,  apakah bapak sudah makan ?”
Orang tua gila itu tetap diam tak jawab pertanyaan
Hanya menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan
Dan, kuambil dari dalam tas nasi rames bungkusan   
Lalu kepada orang tua gila itu nasi rames kuberikan

Pak, ini ada sebungkus nasi rames, silahkan dimakan
Orang gila tetap diam kepalanya digeleng-gelengkan
Berkata dengan terbata-bata, suara bicaranya  pelan
Nak, terimakasih atas segala kebaikan dan perhatian
Tapi sungguh,  bapak sudah tak butuh makan,  nak !

Dengar jawaban seperti itu, aku benar-benar heran
Dan menjadi tak habis pikir, “oya... begitukah, pak?
Jikalau demikian,  ini ada sedikit uang untuk bapak,
Barangkali ini akan bermanfaat untuk bapak kelak!
Aku ambil  uang seratus ribu dari dalam dompetku

Lagi-lagi,  aku menjadi dibuat heran tak habis pikir
orang gila tua itu tolak uang dariku seraya berkata,
“Nak, terimakasih! Bapak sudah tak butuh apapun
Dan baiknya,  berikan saja uang itu untuk keluarga
Semoga anak diberikan rizqi berlimpah dari Tuhan”

“Jika demikian adanya, saya mohon maaf, lho pak!
Atas sikap saya  telah membuat bapak tersinggung
Rumah saya di  dekat sini pak,  saya kembali dulu.”
“Oya,  terimakasih atas perhatiannya, selamat jalan!
Setelah berkata demikian itu, aku pun segera berlalu

Tapi baru tiga langkah kutinggalkan  orang tua gila itu
Seorang yang melihatku berbicara bertanya padaku,
“Maaf,  pak!  Tadi bapak sepertinya bicara sendirian,
 Dengan siapakah tadi bapak berbicara  di emper itu?”
Mendengar pertanyaan itu, aku jadi terheran-heran

Dan, aku menjadi benar-benar heran dan penasaran,  
Segera menoleh ke belakang tatap ke arah emperan
Tempat tadi aku menyapa,  bicara dengan orang  gila
Dan di sana, aku melihat memang tak ada siapa-siapa
Aku tak habis pikir, merasa heran dan bertanya-tanya

Sebenarnya, siapakah dan kemanakah orang tua gila
yang hilang lenyap begitu saja, pergi entah ke mana?
Orang yang bertanya kepadaku geleng-geleng kepala
Sementara aku berdiri terpaku  jadi melongo  terpana
Sejenak baru aku menyadari dengan apa yang terjadi

Hi hi hi,  aku jadi tertawa sendiri merasa geli dalam hati
Karena ternyata aku sendiri yang menjadi orang gilanya
sebab duduk sendiri dan bicara sendiri di emperan toko
Persis  di depan gapura  Sekolah KepolisianNegara, Lido
Hingga kini orang  gila itu keberadaannya masih misteri

Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 06 Juni 2015 – 02:30 WIB  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar