Sabtu, 28 Mei 2016

SENJA DI STASIUN YOGJAKARTA KARYA KI SLAMET 42

Blog Ki Slamet : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 28 Mei 2016 - 21:42 WIB 

Image "Stasiun Jogyakarta 1 (Foto: Google)
Stasiun Jogyakarta 1
Stasiun Jogyakarta 2 (Foto: Google)
StasiunJogyakarta 2

“SENJA DI STASIUN JOGYAKARTA”
( Kenangan 1979 )
Karya : Ki Slamet 42

Kenangan itu  masih saja terasa  menggangguku
Menggeliat kuat meronta-ronta di setiap waktu
Mengusik sukma  hingga aku  teringatlah selalu
  Saat kita untuk pertama kali berjumpa bertemu  
Saling berucap kata  bahwa kita saling merindu
Saat senja di stasiun Jogya tiga dasa warsa lalu

Kita menyusuri jalan Malioboro bergamit tangan
Sementara senja temaram pun merayap perlahan
Ba’ sadari pada dua sejoli yang sedang kasmaran
Laksana  kembang dan kumbang  di dalam taman
Saling  bercurah ungkapkan rasa-rasa kemesraan
Setelah sekian lama tak pernah jumpa bertatapan

Ketika jelang senja temaram di stasiun Yogjakarta
Pun akhirnya kita berpisah matamu berkaca-kaca
Tetes air mata itu hiasi pipimu nan merah merona
Dan  kita saling ucap kata berpisah  terbata-bata
Lidah kelu  rasa membelenggu gelora dalam dada
Yang terus bergemuruh bagai suara kereta senja
      
Saat kereta senja mulai bergerak menuju Jakarta
Kita saling berlambaian tangan, rupamu nan jelita
Hilang, lenyap, raib sirnalah dari pandangan mata
Tapi, kenangan bercinta terus berdetak berirama
Seiring bunyi berputarnya roda-roda kereta senja
Yang terus mengalun iringi tembang asmaradhana

Dan, hingga kini kenangan itu tak jua mau hilang
Terus terngiang-ngiang selalu membayang-bayang
Terbang melayang  di awang-awang tanpa lawang
Bagai atma dan rasaku yang terus menggelinyang
Tiada pernah henti ungkap inspisasi yang datang
Gelitiki isi jiwa  yang terbelenggu  dan terkekang


Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 28 Mei 2016 – 21:18 WIB

1 komentar:

  1. Dan, hingga kini kenangan itu tak jua mau hilang
    Terus terngiang-ngiang selalu membayang-bayang
    Terbang melayang di awang-awang tanpa lawang
    Bagai atma dan rasaku yang terus menggelinyang
    Tiada pernah henti ungkap inspisasi yang datang
    Gelitiki isi jiwa yang terbelenggu dan terkekang

    BalasHapus