Minggu, 03 April 2016

DUA BUAH PUISI RELIGI KARYA KI SLAMET 42

Blog Ki Slamet : "Sajak dan Puisi Ki Slamet 42"
Minggu, 03 April 2016 - 16:52 WIB
 
Image "Al-Quran ( Foto: SP)
Al-Quran
“MENCURAH AQIDAH DAN SYARI’AH”
Karya : Ki Slamet 42

Aqidah itu  kepercayaan  pertama kali  dalam religi
Yang dituntut dan harus diturut oleh setiap insani
Untuk diyakini dengan secara  imani  mau pun akali
Tiada bisa dibaur campur dengan atma pikir sendiri
Yang berbalut tali temali duga sangka panjang sekali

Aqidahlah yang diseru awal kali  oleh para nabi-nabi
Kepada seluruh insani yang  hidup  di  bumi pertiwi
Sebab  mereka adalah orang-orang suci utusan Ilahi
Yang kata bicara dan ucapannya  bisalah dipercayai
Jadi acuan arah dalam arungi hidup di alam duniawi

Syari’ah adalah aturan undang-undang aplikasi religi
Tertib kelola ritual vertikal horisontal yang dilakoni
Dalam setiap praktik ibadah  kewajiban ritual agami
Utama bagi ummat penganut religi Islam di dunia ini
Agar tiada sesat kembara di alam kehidupan khayali

Islam tidak cuma atur manusia audensi dengan Ilahi
Tetapi juga dengan antar manusia alam dan khewani
Yang berpijakan di ataslah aqidah dan syari’at Islami
Mengajak kita beradaptasi, berintegrasi, berinteraksi
Dengan aspek segi realiti hidup demi perbaiki jati diri

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakoni
Amalan shaleh,  jadilah dia sebagai penghuni Syurgawi
Pun tinggallah dia di dalamnya dengan kekal dan abadi
Di dalam syurga Firdaus dan mereka tak mau terganti”
Demikian Allah berfirman dalam Al-Quran kitab suci.”
( Al Kahfi : 107 – 108 )

Kampung Pangarakan, Bogor
Minggu, 03 April 2016 – 16:20 WIB


“SESAL KEMUDIAN TIADA BERGUNA”
Karya : Ki Slamet 42

Beta seorang pengangguran yang kesulitan cari kerjaan
Luntang-lantung di jalan kesana kemari tiadalah tujuan
Sudahlah berulang kali beta mengajukan surat lamaran
Namun pula dapat penolakan alasannya tiada lowongan

Menyesallah  sekarang  hidup beta tak punya pegangan
Sementara di rumah anak istri beta perlu perlindungan
Perlu pendidikan perlu sekolah juga makan dan pakaian
Beta rasakan sesalan hati yang semakin berkepanjangan

Andai beta dengar nasehat orang tua dengan kebijakan
Tiada beginilah jadinya hidup beta dirudung penyesalan
Kenapa beta bisa terjerat kuat temali bermalas-malasan
Sekolah putus di tengah jalan tiada punya keterampilan

Hidup beta jadilah susah resah gelisah penuh penyesalan
Pikiran melayang  bimbang rasa hidup tiada punya tujuan
Meski begitu beta terus merenung geliatkan atma pikiran
Sadari sesal tiada guna beta berdoa berserah pada Tuhan


Kp. Pangarakan, Bogor
Minggu, 03 April 2016 – 07:40 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar