Sabtu, 11 April 2015

DUA BUAH PUISI KARYA SLAMET PRIYADI


“NEGERI CARUT MARUT”
KARYA: Slamet Priyadi

Dan,  merenunglah  aku seorang diri
Di  sini di  kamarku yang  sekecil ini
Di  saat  situasi  dan keadaan negeri
Jadi  carut  semerawut di segala lini

Politik,  ekonomi,  sosial, dan budaya
Yang  dikelola  oleh pejabat  negara
Untuk  kemakmuran  rakyat semata
Jadikan rakyat berlinangan airmata

Politisi penghuni  lembaga  bergengsi
Perilakunya sudah tak bisa diteladani
Saling menghujat, adu kuat berkelahi
Merasa paling benar perebutkan kursi

Perkonomian  morat-marit  derak-derik
BBM  naik  bahan pokok naik semua naik
Harga  melambung  rakyat pun tercekik
Hanya bisa mengeluh  tak bisa berkutik

Korupsi pun merajalela  di semua lembaga
Para  koruptor  ngerat sikati uang negara
Jaring  narkoba jerat tunas-tunas bangsa
Hilang nyawa raib,  sirna masa-masa muda

Pelaku hukum, para pendidik, tokoh agama
Politisi, pemimpin, pejabat tak lagi wibawa
Terbelenggu  rantai  nafsu  tamak angkara
Yang buat negeri ini jadi carut-marut lara

Pangarakan, Bogor
Minggu, 12 April 2015 – 09:54WIB

 
HUH, DPR SEKARANG ?
Karya: Slamet Priyadi

DPR sekarang nampak  seperti orang-orang  beler
Kacau-balau  semerawut tak karuan  pada keleler
Matanya  melotot  pating mencotot saling ngotot
Saling tarik-menarik rebutan  sekerat daging alot

DPR sekarang seperti orang-orang yang linglung
Waktu kampanye pileg rakyat dimintai pitulung
Saat menjabat  aspirasi rakyat  malah digulung
Gunakan selimut apik berhiaskan munafik gaung

Anggota DPR, kok seperti para bintang sinetron
Pandailah berulah berakting  berbedak di salon
Berperan jadi orang cerdas kadang orang blo’on
keluculucuan seperti kanak-kanak bermain balon

DPR sekarang seperti bukan lagi wakilnya rakyat
Tapi wakilnya orang-orang yang dirasakan hebat
Meskipun semua perilakunya  itu hanyalah jerat
Mereka tetap sepakat untuk merapat kuat-kuat

Ha ha ha, anggota DPR sekarang pada lucu-lucu
Meskipun lucu, tapi perilakunya janganlah ditiru
Bikin  muak, perut jadi terasa mau muntah mual
Sebab banyak taktik,  munafik, sering  membual

Minggu, 12 April 2015 - 12:18 WIB
Slamet Priyadi
Di Pangarakan, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar