Blog Ki Slamet : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 15 Oktober 2016 - 09 : 38 WIB
Sabtu, 15 Oktober 2016 - 09 : 38 WIB
“MIMPI MENJELANG PAGI”
Karya : Ki Slamet 42
Di malam Jumat saat menjelang pagi tiba
Ada rasaan kantuk yang tiada bisa direda
Sehingga kedua mataku nampak
berkaca
Berwarnalah merah berpeluhkan air mata
Meski berkerut mengkeriput tiada dirasa
Aku telusuri juga jalan sunyi gelap gulita
Jalan setapak yang masih rupa belantara
Di kaki gunung Salak yang berharta tirta
Diexploitasi tak henti tanpa lagi menjaga
Bahwa suatu ketika tirta itu akan sirna
Orang-orang kota pengusaha nan jumawa
Hanya berpikir cuma keuntungan semata
Rekrut pekerja via yayasan bentukkannya
Jika pelamar kerja maulah cepat diterima
Mereka harus bayar sejumlah uang muka
Kerja pun dengan sistim
kontrak sahaja
Gaji tidaklah layak selalu dibayangi pehaka
Pekerja cuma bisa mengeluh
tak berdaya
Sungguhlah miris habis apalagi mau dikata
Karena hampir semua begitulah realitanya
Meskipun gerimis dan dinginlah pula cuaca
Meskipun pandanganku suram tak berkaca
Aku teruskan langkah berjalanlah ke muka
Cari kedai kopi untuk menghangatkan raga
Yang makin dingin merasuk mencekam rasa
Nampak di depan sana ada
kedai yang buka
Tepat berada di ujung jalan bersimpang tiga
Beratap jejeran daun kering belarak kelapa
Berpelayan perempuan jelita separuh
baya
Jerat pikat kembang kedai berdaya mantra
Tiba di kedai akupun pesan kopi tak bergula
Pelayan kedai itu buatkan pesananku segera
Harumnya bau aroma kopi saat dingin cuaca
Lincah gemulai wajah sumeringah nan manja
Sadarkan aku darilah mimpi indah suka ceria
Bumi Pangarakan,
Bogor
Sabtu, 15 Oktober
2016 – 08:28 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar