Blog Ki Slamet : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Minggu, 02 Oktober 2016 - 21:45 WIB
Minggu, 02 Oktober 2016 - 21:45 WIB
Jln. Raya Ciawi-Sukabumi macet sepanjang tahun |
"KISAH MISTERI" SABTU, 5
April 2014
Karya: Ki Slamet 42
Orang
tua renta itu, bertubuh kurus
dan kumal
Berambut gimbal menggumpal, wajah pucat pasi
Berpakaian lusuh penuh peluh kotor dan berdaki
Bersender di emper toko Indomaret ditaman
sepi
Bermenung diri di sisi Jalan Raya
Ciawi-Sukabumi
Semenjak tadi pagi hinggalah sampai di
sore hari
Orang tua yang konon gila itu tak
beranjak pergi
Kepalanya goyang, geleng ke arah kanan
dan kiri
Mata menatap kendaraan melintas pulang pergi
Tak satu pun orang yang mau peduli dan empati
Sementara bisingnya jalan raya Ciawi-Sukabumi
Semerawut kemacetan semakinlah menjadi-jadi
Beratusan kendaraan kampanye Pemilu
Legislasi
Membuat suara bising dan macet tak terkendali
Tapi orang gila itu, tampak tak
terganggu situasi
Di saat kendaraan stagnan jalanpun
kuseberangi
Berjalan di sela kendaraan yang silang mengantri
Lalu kuhampiri dia yang masih tak beranjak
pergi
Aku sapa orang gila itu penuh dengan
rasa empati
Tetapi tegur sapaku sama sekali tiadalah
diperduli
Aku sapa sekali lagi, orang gila
itu tetap membisu
Hanya matanya nanar sedikit mendelik
menatapku
Sepertinya Ia merasa tak suka dengan kehadiranku
Yang
tiba-tiba hadir di hadapannya
mengganggu
Dengan
segala tanya dan
tegur sapa yang baku
Sejenak kemudian, Ia pun kembali duduk senderan
Di dinding rolling dor toko yang tutup akhir pekan
Ia tetap diam, matanya menatap kosong ke depan
Meski hati serasa gentar badan bergidik gemetaran
Aku beranikan duduk di sisinya, menyapa perlahan
“Bapak, sedari pagi tetap di sini apa sudah makan?”
Orang gila itu diam hanya gelengkan
kepala perlahan
Aku ambil nasi rames yang tadi beli di kantin depan
Lalu berikan kepadanya persilahkan untuk
dimakan
“Pak, Ini sebungkus nasi rames, silahkan dimakan!”
Orang gila itu tetap
menggeleng-gelengkan kepalanya
Tapi kali ini Ia menjawab dengan suara
terbata-bata,
“Oya, terimakasih
atas perhatian
dan kebaikannya
Nak, terus terang
bapak sudah tak butuh makan,”
Mendengar jawaban seperti itu timbul
raasa heran,
“Oya begitukah? Jika demikian ini
sedikit uang pak,
Mungkin ini lebih bermanfaat untuk bapak
kelak!”
Uang limapuluhribuan kuambil dari dompet
Ecolak
Kuberikan kepadanya, orang itu tertawa bergelak
Dengan kata lemah lembut, orang gila itu menolak
Aku jadi heran tak habis pikir dan
bertanya-tanya?
Orang gila itu menolak pemberianku
seraya berkata
“Nak,
terimakasih! Bapak sudah tak butuh apa-apa
Lebih baik berikanlah
saja uang itu untuk keluarga
Itu akan lebih banyak
manfaat dan lebih berguna”
“Oya, atas
semua kebaikan dan perhatian ananda
Bapak doakan, semoga
kelak ananda dan keluarga
Diberi hidayah rizqi
yang barokah dari Allah Ta’ala
“Oya, saya mohon maaf, tadi mungkin
sikap saya
Kurang sopan dan membuat bapak merasa
terhina”
Setelah berkata demikian aku pun segeralah
berlalu
Baru lima langkah tinggalkan tempat orang tua itu
Salah seorang yang melihat aku bicara sendiri
di situ
Bertanya dengan penuh rasa keheranan kepadaku,
Sebab konon cerita aku bicara sendiri di
tempat itu
“Maaf pak!, tadi bapak seperti bicara sendiri di situ
Dengan siapa bapak serius bicara hingga lupa
waktu?”
Mendengar pertanyaan itu, aku jadi heran
termangu
Akupun menoleh ke belakang menatap ke
tempat itu
Tempat tadi aku bicara dengan orang tua
gila di situ
Dan realitanya, di sana memang tak ada siapa-siapa
Aku jadi tak habis pikir, heran, dan bertanya-tanya
Sebenarnya siapakah dan kemanakah orang
tua gila
Yang lenyap begitu saja dan pergi entah ke mana?
Orang yang bertanya kepadaku geleng-geleng
kepala
Hening sebentar, barulah aku temukan jawabannya
Sepertinya cuma aku yang melihat itu orang tua gila
Dan aku jadi merasa geli dalam hati aku
jadi tertawa
Ternyata, aku sendirilah yang menjadi
orang gilanya
Sebab duduk bicara sendiri di emper toko
SPN Lido
Begitu peristiwa unik pengalaman misteri
yang aku alami
Bersama orang gila misterius yang masih
penuh teka-teki
Yang serig muncul saat pukul
dua lewat tiga puluh pagi
Hingga menjelang pukul enam lewat dua puluh sore hari
Depan SPN Lido, sepanjang Jalan Raya
Ciawi-Sukabumi
Bumi Pangarakan,
Bogor
Minggu, 02
Oktober 2016 – 21:50 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar