Sajak dan Puisi Ki Slamet 42
Jumat, 01 Januari 2016
“GELIAT MALAM TAHUN BARU 2016”
Karya
: Ki Slamet 42
Ketika
sendiri saja dalam kamar yang gelap gulita
Mesu diri ‘ngeraga sukma lepaskan jiwa dari raga
Maka kembaralah ke seluruh negeri naik Garuda
Melayang di angkasa tatap ke bawah geliat bangsa
Mesu diri ‘ngeraga sukma lepaskan jiwa dari raga
Maka kembaralah ke seluruh negeri naik Garuda
Melayang di angkasa tatap ke bawah geliat bangsa
Di
seluruh negeri yang kononlah makmur sentosa
Maka kepak lebar sayap garuda gemuruh suaranya
Buka tabir selimut buana topeng wajah nusantara
Yang tutup geliat hidupan masyarakat berbudaya
Saat malam tahun baru merayapi semua kota-kota
Darilah Sabang hingga sampai Merauke di Papua
Aku coba tundukkan kepala menataplah ke bawah
Nampak manusia di semua kota begitu limpah ruah
Sambut tahun baru dengan hampar hiburan meriah
Bersuka mewah-mewah habiskanlah miliaran rupiah
Maka kepak lebar sayap garuda gemuruh suaranya
Buka tabir selimut buana topeng wajah nusantara
Yang tutup geliat hidupan masyarakat berbudaya
Saat malam tahun baru merayapi semua kota-kota
Darilah Sabang hingga sampai Merauke di Papua
Aku coba tundukkan kepala menataplah ke bawah
Nampak manusia di semua kota begitu limpah ruah
Sambut tahun baru dengan hampar hiburan meriah
Bersuka mewah-mewah habiskanlah miliaran rupiah
Meski
ada yang susah kesenangan musti ditumpah
Bunyi petasan mercon terompet klakson kendaraan
Terasalah begitu memekakkan telinga kiri dan kanan
Warna-warni kembang api di langit penuh keindahan
Bagaikan lukisan yang hiasi gedung-gedung pameran
Menyebar
merona pancarkan romantika keindahan
Di hotel-hotel mewah banyaklah para hidung belang
Berasyik-masyuk dengan wanita-wanita jelita jalang
Tiada peduli seberapa banyakah mengeluarkan uang
Yang penting gelora birahinya tersalur secara lapang
Sedang di tempat-tempat ibadah sunyi nan lengang
Di hotel-hotel mewah banyaklah para hidung belang
Berasyik-masyuk dengan wanita-wanita jelita jalang
Tiada peduli seberapa banyakah mengeluarkan uang
Yang penting gelora birahinya tersalur secara lapang
Sedang di tempat-tempat ibadah sunyi nan lengang
Saat kelompok musik beraksi di panggung lapangan
copet gerayang saku penonton dompetnya kecurian
Sebab asyik goyang nikmati irama musik dangdutan
Sementara polisi sibuk mengatur lalu lintas di jalan
Yang begitu padat dengan macam jenis kendaraan
Lautan manusia berjubel saling berdesak-desakkan
Saling senggolan saling sikutan bahkan berkentutan
Pedagang terompet sedikit paksa jajakan dagangan
Mereka saling bersaing harga pun dijatuhturunkan
Padahal waktu belumlah malam masih rayap perlahan
Gempita malam tahun baru gemuruh luruh menyergap
Lupakan haru lupakan belenggu dalam tidur yang lelap
Dari kasus-kasus korupsi yang masih belum terungkap
Yang dilakukan oleh manusia berwajah topeng rangkap
Semua
diraup, disaup, dihirup dimakan dengan lahap
Walau pun berpendidikan tinggi bisanya cuma mengerat
cari siasat agar selamat dari kasus hukum yang menjerat
Dialah tikus-tikus rakus di parit kotor dia itu bertempat
Dia para pejabat bejat, yang suka mengerat uang rakyat
Pandai rubah diri, rubah wajah dan mahir pula bersiasat
Sementara di desa-desa terpencil masih banyak masyarakat
Tak memiliki tanah, tak memiliki rumah, hidupnya melarat
Apa lagi ‘tuk menggarap kebun dan sawah yang bersyarat
Bertahan hidup hanya dari kerajinan bambu yang dibuat
Pun
kemudian dijual di pasar berjalan kaki jauhlah sangat
Jika malam hari tiada penerang cuma pelita kecil menyalak
Dan, sumber apinya pun diolah darilah buah pohon jarak
Oleh
karena tak sanggup lagi untuk membeli seliter minyak
Sedang
harga-harga kebutuhan pangan pun naik beranjak
Tiada
lagi mau turun sampailah makan jadi terasa terselak
Begitulah sisi kehidupan di negeri yang konon kata kaya
Subur dan makmur gemah ripah damai aman nan sentosa
Negeri yang indah nian bagaikan zamrud di khatulistiwa
Yang tongkat kayu dan batu saja bisa jadi tumbuh rupa
Tapi perbedaan hidup nyata antara si miskin dan si kaya
Sementara rasa persatuan antar sesama tak jelas arahnya
Terkoyaklah oleh perang antar warga suku bahkan agama
Belum lagi tawuran antar pelajar yang seakan jadilah gaya
Semoga di tahun dua ribu enam belas ada perubahan nyata
Dan, Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin berjaya
Semoga...
Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 01 Januari 2016 - 05:50 WIB
SP091257