Karya
: Sita Rose
Alkisah
Hawa isteri Adam lahirkan Qabil dan Iqlima
Qabil
berwajah tampan, perkasa, gagah
mempesona
Iqlima
berparas rupawan, menarik, dan cantik jelita
Merekalah anak kembar pertama Adam dan Hawa
Yang
diasuh dan dibesarkan dengan sepenuh
cinta
Di
tahun berikutnya lahirkan lagi Habil dan Labuda
Habil
tak setampan Qabil tapi lebih baik perilakunya
Labuda
tiada secantik Iqlima tapi ramah tutur sapa
Merekalah
anak kembaran kedua Adam dan Hawa
Yang
diasuh dan dibesarkan dengan sepenuh
cinta
Dari
kedua pasang anak kembar ini berbiak manusia
Jadi
berjenis-jenis suku berbermacam-macam bangsa
Dengan
berbagai rupa warna kulit dan
karakternya
Yang
timbulkan beragam bahagia dan duka
nestapa
Sebab
bermanja-manja bertemali kasih nafsu angkara
Awal
cerita kriminal tentang laku kejamnya manusia
Ketika
Nabi Adam mendapat petunjuk Allah Ta’ala
Kawinkan
anak-anaknya yang telah beranjak dewasa
Qabil
dengan Labuda adapun Habil dengan Iqlima
Itu
syariat Allah kepada Adam agar melaksakannya
Adam
pun segera laksanakan petunjuk Allah Ta’ala
Kawinkan
Qabil dengan Labuda, Qabil menolaknya
Karena
Qabil sudah terlanjur suka dan cinta Iqlima
Sedankan
Habil dan Iqlima patuh dan menurut saja
Sebab
menyadari itu sudah ketentuan syariat agama
Demi
melihat Qabil tetaplah menolak keputusannya
Adam
perintahkan Qabil dan Habil agar keduanya
Memberi
persembahan qurban kepada Allah Ta’ala
Agar
mereka tahu sendiri bahwa perlakuan ayahnya
Semata-mata
itu atas dasar ketentuan syariat agama
Dengan disaksikan keluarga dan
putera-puterinya
Qabil,
Habil pun masing-masing serahkan qurbannya
Mereka
letakkan qurban di atas bukit Arafah sana
Qabil
qurbankan sedikit gandum hasil pertaniannya
Habil qurbankan kambing yang sangat disayangnya
Setelah
mereka letakkan qurban di atas bukit sana
Merekapun
cepat kembali ke tempat tinggal semula
Dari
jauh mereka sekeluarga saksikan secara nyata
Qurban
gandum sembahan Qabil tetap utuh adanya
Qurban
kambing Habil lenyap tersambar api dahana
Saksikan
sendiri qurban sembahannya tak diterima
Remuk
redamlah hati Qabil, dia demikian kecewa
Dia
terpakasa menerima keputusan kawini Labuda
Sedang
Habil yang sembahan qurbannya diterima
Dia
bersyukur ikhlas terima ketentuan Allah Ta’ala
Ketika
hati dirudung duka dan kecewa tiada tara
Maka
datang sang Iblis durjana penggoda manusia
Bisikkan
ke telinga Qabil bujukkan suatu rencana
Agar
adik kandungnya sendiri Habil dibunuh
saja
Agar
tiada ada lagi penghalang untuk miliki Iqlima
Qabil
terjerat jua bisikan dan bujukan Iblis durjana
Saat
Habil gembalakan ternaknya di tepi belantara
Tempat
sepi jauh dari pemukiman Adam dan Hawa
Qabil
keras pukul kepala Habil dengan kayu hingga
Adik
kandungnya itu tewas seketika temui
ajalnya
Inilah
peristiwa kriminal pertama atas umat manusia
Sebab
nafsu tamak, iri, dengki, tega bunuh sesama
Tak
peduli meski adik kandung sendiri tak mengapa
Dia
tiada bisa mengekang rasa ego yang menggelora
Terjerumus
di lembah nista, terbujuk Iblis durjana
Begitulah
Qabil yang sudah dirasuk nafsu angkara
Dia
tak bisa mengekang segala ajakan berbuat
dosa
Melihat
adiknya tewas timbul rasa takut tak terkira
Ia
berlari kesana kemari tak tahu mesti berbuat apa
Tiada
berani kembali pulang menemui orang
tuanya
Qabil
kembara entah kemana hutan rimba belantara
Lembah,
ngarai, sungai, ombak samudra dilaluinya
Konon
cerita Qabil jadi penghamba Iblis penggoda
Ajak
bujuk manusia lakukan maksiat berbuat
dosa
Bersumpah
tiada mau henti sampai hari kiamat tiba
Melihat
kenyataan ini betapa duka Adam dan Hawa
Dia
pasrah dan berserah diri pada Tuhan
Pencipta
Anggap
semua kejadian itu takdir dari Allah semata
Dan
mesti diterima dengan kesabaran rasa dan atma
Adam
Hawa berdoa pada Allah mohon ampunanNya
Referensi:
Bahrun Rahimsyah
Memetik Hikmah Dari Kisah Teladan