“KETIKA KAU TIADA”
(Kenangan September 1974)
Karya
: Ki Slamet 42
Sungguh
tiada aku nyana dengan yang terjadi
Kau
begitu cepat pergi menghadap Ilahi Rabi
Rasanya
seperti baru kemarin kau ada di sini
Berkata
kepadaku akan cinta sampailah mati
Masih
mengiang di pelupuk mata ketika kita
Bergamit
tangan kepal erat kukuhkan cinta
Berjalan
di sepanjang trotoar Cipinang Jaya
Sepulang
sekolah di SMP Negeri Lima dua
Pohon-pohon
asam besar berderet berjejeran
Sapa
kita lewat buah yang banyak berjatuhan
Meski
timpa kepala, tapi tak sekali terasakan
Karena,
kita hanyut dalam sungai kemesraan
Dan,
aku menatap wajahmu yang pucat pasi
Tubuhmu
nampaklah lemah tak berekspresi
Dua
kali kau garuk jari kakimu sebelah kiri
Ada
luka berdarah dan kau tak mau diobati
Saat
tiba di depan rumah, tubuhmu melemah
Lalu
kupapah tubuhmu, ibumu sambut ramah
Sementara
luka di jari kakimu terus berdarah
Masih
jua tak mau kering aku jadi serba salah
Selang
beberapa lama kau tak mau temui aku
Tiada
mau lagi berangkat sekolah bersamaku
Aku
merasa kecewa dan marahku menggebu
Sebab
tak mengerti mengapa sikapmu begitu
Dalam
rasa rindu yang dicekam rasa amarah
Kau
berserapah hanya mau tinggal di rumah
Sebab
dirudung malu kakimu tinggal sebelah
Diamputasi
karena kena penyakit gula darah
Waktu
pun tak terasa cepat berjalan berlalu
Kita
tak pernah lagi bertatap muka bertemu
Esok
harinya ada surat dari ibumu beritahu
Bahwa,
kau tiada menghadap Sang Penentu
Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 12 September 2015 – 11:10 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar