Sabtu, 07 Maret 2015

"KEDAI KOPI DI KAKI BUKIT PARIGI" Karya Slamet Priyadi

Image "Kedai Kopi" ( Foto: SP )


KEDAI KOPI DI KAKI BUKIT PARIGI
Karya: Slamet Priyadi

Meniti jalan setapak di kaki bukit Parigi
Di saat cahaya Surya sang Mentari pagi
Menelusup di celah - celah daun bambu
Di  simpang kelokan jalan bertugu  batu
Nampak  dua  ekor anjing berpadu satu
Saling  ungkap  nikmatnya  hasrat  nafsu

Merasa terganggu sekali atas kehadiranku
Keduanya  pun menyalak keras ke arahku
Seperti  lakukan  protes  lalu berkata kelu,
“Wahai  tuan, kami  ini bukanlah sepertimu
yang  masih  memiliki  etika  dan rasa malu
Jadi, janganlah  mengganggu  kami  di  sini
Segera  lewati  jalan ini, jangan usik kami!”

Melewati gundukan semak jalan  setapak
Di  balik rimbun  bambu dan pohon salak
Nampak dua ekor kera jantan dan betina
Sedang  ungkap  libido  hasrat  senggama
Merasa terusik sekali dengan kehadiranku
Keduanya dengan wajah galak mata terbelalak
Menatap garang ke arahku seakan protes dan berkata,
“Wahai tuan, kami bukan sepertimu yang miliki etika rasa malu
Jadi, lewati saja jalan ini! Dan, Jangan ganggu kenikmatan kami”

Tak terasa waktu berganti,  Sang Mentari pagi semakin meninggi
Aku teruskan melangkah meniti jalan setapak di kaki bukit Parigi
Melewati kebun-kebun buah yang buahnya mulai ranum memerah
Melewati  pematang sawah yang  padinya mulai kuning sumringah
Ketika peluh basahi  seluruh tubuh, dan  rasa lelah mulai mengeluh
Saat jalan merunduk menatap ilalang, dua wanita  menyapa manja
Dengan tingkah menggoda yang sungguh mengundang hasrat jiwa
Kedua wanita itu gandeng tanganku tanpa malu sambil berkata-kata
“Wahai  tuan  kami  tahu, tentu tuan seperti juga tamu-tamu yang lain
Mampir  di kedai  kami! Di sini tersedia bermacam kopi kehangatan
Kami  pastikan  akan sesuai dengan selera rasa yang tuan inginkan!”

Aku  henti  berjalan,  rehat  istirahat  untuk  kembali segarkan badan
Duduk  santai di kedai pesan secangkir kopi dan setatakan gorengan
Dengan  sikap kemayu  pelayan kedai  itu  buatkan  kopi  pesananku
Sambil  menawarkan  kopi  kehangatan  hasrat  seks  tak  malu-malu:
“Tuan, tadi ada tiga orang dari kota, sekarang pun masih di dalam
Biasa tuan, apakah tuan juga berkeinginan sama seperti mereka?”
Ucap  perempuan  pelayan  kedai  kopi  itu  sambil  tertawa  cekikikan
Aku  diam  tak  jawab  pertanyaan itu, jiwaku jadi rasa makin tertekan
Segera  aku  bayarkan  secangkir kopi dan gorengan yang aku pesan
 Sambil menggerundel,“Benar-benar tak punya  etika dan rasa malu!”
Dan  aku  segera  cepat  berlalu  melangkah  pergi  dari  kedai  itu

Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 08 Maret 2015 – 03 :46 WIB

2 komentar:

  1. Dengan sikap kemayu pelayan kedai itu buatkan kopi pesananku. Sambil menawarkan kopi kehangatan hasrat seks tak malu-malu: “Tuan, tadi ada tiga orang dari kota sama seperti, tuan! Biasa tuan cari belai-belai kehangatan, dan sekarang pun masih ada di dalam! Apakah tuan juga berkeinginan sama seperti mereka?”

    BalasHapus
  2. Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
    Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
    Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya

    BalasHapus