Blog Ki Slamet : "Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 01 September 2018 - 04:05 WIB
Sabtu, 01 September 2018 - 04:05 WIB
Ki
Slamet 42 :
SANG BOMANTARA
Pupuh
I (1 – 5)
Raja Bomantara |
Ringkas Cerita Raja Bomantara
(1)
Terkisahlah
seorang raja bernama Bomantara
Ia menjadi raja di negara Trajutrisna Prajatisa
Masihlah keturunan sang Batara
Kalayuwana
Putera
dari Batara Kala dengan Batari Durga
Gedeng Permoni Ratu Kahyangan
Setraganda
(2)
Karena ketekunan Bomantara bertapa brata
Maka
dia menjadilah digjaya sakti mandraguna
Tapi
sayang berwataklah kejam angkara murka
Sadis
bengis selalulah menurutkan kata hatinya
Wataknya
itu tergambar dalam rupa wayangnya
(3)
Konon
cerita, Bomantara menyerang Suralaya
Kayangan
tempat bersemayamnya dewa-dewa
Bomantara
dapat kalahkan para Dewa di sana
Negara
Gowasiluman pun diserangnyalah pula
Bunuh
Prabu Arimbaji demi kuasai
wilayahnya
(4)
Setelah menguasai
wilayah hutan Tunggarana
Ternyata
Bomantara masihlah belum puas juga
Dengan
kesaktian dan
kuasa yang dimilikinya
Dia
menyerang negara Surateleng
Telengsura
Saat
tempur dengan Raja Narakasura ia perlaya
(5)
Narakasura saat muda bernama Bambang Sitija
Raja
negara Surateleng, putra Prabu Sri Kresna
Arwahnya
manunggal dalam tubuh Prabu Sitija
Surateleng,
Prajatisa disatukan oleh Prabu Sitija
Prabu
Sitija pun bergelar Prabu Bomanarakasura
SP Kp. Pangarakan,
Bogor
Selasa,
21 Agustus 2018
Pukul
: 07:18 WIB
Ki
Slamet 42 :
SANG BOMANTARA
Pupuh
I ( 1 – 20 )
Batara Wisnu |
Batara Brahma |
1.
Dewa Wisnu dan Dewa Brahma Berebut Tua
(1)
Alkisah tersebutlah kisah
dewa maha bisa
Tiada lain dialah sang
Batara Wisnu namanya
Ia sang Penguasa alam
Kayangan Jagad Nata
Tiada bisa mambang
peri dekati kayangannya
(2)
Suatu hari datang
Batara Brahma kepadanya
Demi melihat yang
datang Batara Berahma
Wisnu pun
mempersilahkan Batara Berahma
Duduk berdua bersama-sama di singgasana
(3)
Batara Wisnu pun
bertanya kepada Brahma,
“Aduh, ada maksud apa
tuan Batara Brahma
Datanglah berkunjung
ke kayangan hamba ?”
Batara Berahma pun
segera menjawabnya,
(4)
“Sengaja hamba datang ke kayangan Batara
Oleh karena,
ada sesuatu yang akan hamba
perlu sampaikan kepada
tuan batara kiranya
hal ini berkaitan
hamba lebih dulu tercipta !”
(5)
Demi mendengar pernyataan Batara Brahma,
Batara Wisnu faham
maksudnya iapun berkata,
“Kalaulah memang
demikian itu yang tuan kata,
Jika tuan lebih tua
dari hamba, apa tandanya?”
(6)
Pertanyaan Batara Wisnu
dijawab Batara Brahma,
Demikianlah itu
sepanjang pengetahuan hamba!”
“Baik, jika demikian
adanya, Batara Wisnu berkata,
Kini tuan sembunyilah,
hamba cari tuan Brahma!”
(7)
“Oya jikalah tuan
Brahma bersembunyi dan hamba
Tiada temukan tuan,
itulah pertanda tuan Brahma
Benar lebih dulu
dijadikan oleh Dewata Mulia Raja
Dan itu artinya,tuan
Batara Brahma lebih tua usia!”
(8)
Setelah selesai Batara
Wisnu bicara Batara Brahma
Gaib dari dalam istana bersembunyi entah dimana
Dewa Wisnu tersenyum,
segera ia merubah dirinya
menjadi seekor burung
merak emas yang elok rupa
(9)
Burung emas itu
mengikuti terus Batara Brahma
Setelah Batara Brahma
tiba di langit yang pertama
Dia melihat ada seekor
burung emas mengikutinya,
Batara Brahma gaib
pula menuju langit yang kedua
(10)
Tiba di langit kedua,
batara Brahma tak menyangka
Burung emas masih juga
dapat terus mengikutinya
Maka kembali Batara
Brahma gaib ke langit ketiga
Ternyata burung merak
itu masih jua mengikutinya
(11)
Sesaampai di langit keempat
dan langit yang kelima
Bahkan tiba di langit
keenam, masih diikutinya juga
Batara Brahma tak jua
mau mengalah, ia terus saja
Menuju langit
ke tujuh tempat persembunyiannya
(12)
Meihat Batara Brahma masih
terus keras berupaya
Ke langit tujuh maka
merak emas itu rubah dirinya
Jadi naga raksasa, tubuhnya
laksana bukit besarnya
Naga itu lebihlah
dulu tiba di langit ke tujuh sana
(13)
Tiba di langit
ketujuh, Batara Brahma bertemu naga
Yang mulutnya menganga
seperti mau memangsa
Sebab itu berpikirlah
Batara Brahma dalam hatinya,
“Hm, rupanya naga ini
pun bukan naga sebenarnya
(14)
Dia permainkan daripa sang
Batara Mahawisnu jua
Agar aku tidaklah bisa
naik ke langit ketujuh jadinya
Maka kusuruh Batara Mahawisnu bersembunyi saja
Agar ia tak bisa lari
dari pandangan aku punya mata
(15)
Setelah itu maka, Batara
Brahma kembali ke istana
Istana Kayangan tempat
bersemayam Wisnu Batara
Setiba di istana
kayangan, ia justru kaget dibuatnya
Di istana ada Sri
Batara Wisnu sedang menantinya
(16)
Kejadian itu buatlah
Batara Brahma jadi terkesima
Kagum, pikirnya betapa saktinya Sri Wisnu
Batara
Brahma merasa heran, maka Batara Wisnu
berkata:
“Brahma, apa lagi yang
ingin tuan pinta dari saya?”
(17)
Jawab Dewa Brahma:
“Baiklah sekarang giliran anda
Yang sembunyi, hambalah
yang mencari tuan Batara
Apabila tuan tak dapat
hamba temukan, itu artinya
Tuan Batara Wisnulah
yang lebih tua darilah hamba.”
(18)
Sahut Batara Wisnu :
“Baiklah, tuan Batara Brahma !”
Sejenak Dewa Wisnupun
lenyap dari pandangan mata
Sementara itu Batara
Brahma bertanya dalam hatinya;
“Kemana aku cari
Batara Wisnu, ia amat sakti digjaya?”
(19)
“Jika begitu, lebih
baik aku ini merendah saja darinya
Agar pekerjaanku tiada
dikata oleh para dewa-dewa”
Dewa Brahma akui
kelebihan Wisnu, dia pun berkata:
“Wisnu, sungguh tuan memang lebih tua dari hamba
(20)
“Tuan hamba dulu yang
dijadikan Dewata mulia Raja
Dari pada segala dewa-dewa
dan para Indera-indera”
Syahdan berkata Batara
Wisnu pada Batara Brahma:
“Jikalah sungguh tuan mau berhidmat pada hamba
— SP —
Kp.
Pangarakan, Bogor
Jumat,
31 Agustus 2018
Pukul
: 07:32 WIB
REFERENSI
:
Balai
Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit
: Balai Putaka 1978