Sajak & Puisi Ki Slamet Priyadi
Sabtu, 05 Maret 2016 - 10:10 WIB
Sabtu, 05 Maret 2016 - 10:10 WIB
BULAN SEMBUNYI DI BALIK AWAN
Karya : Ki Slamet 42
Di jelang petang ketika malam merayap perlahan
Kususuri jalan yang
ditumbuhi semak berserakan
Di tepian kali Kudil yang airnya mulai kehitaman
Yang banyak dikotori
limbah sampah perumahan
Dari orang-orang yang tak
peduli lagi kebersihan
Di langit sana ada bulan sembunyi di balik awan
Bersinarkan cahaya putih yang kuning keemasan
Tersenyum malu tiada mau pamer kerupawanan
Namun pancaran cahayanya dipenuhi kesejukan
Bagaikan cinta kasih Sang
Ibu sepanjang zaman
Ketika kaki terasa lelah untuk melangkah berjalan
Maka akupun duduklah lalu menyandarkan badan
Pada sebongkah batu kali kudil yang ada di tepian
Yang ditumbuhi
lumut-lumut hijau menyegarkan
Dan kepala tengadah mataku menatap sang bulan
Bulan yang masih di balik awan seperti beri pesan
Agar kita tak bersikap dumeh penuh keangkuhan
Angkuh saat kita bergelimangkan harta kekayaan
Dumeh ketika kita mendapatkan amanah jabatan
Congkak dan sombong ketika kita dalam kejayaan
Merasa diri kita paling
religius mesti disingkirkan
Merasa diri kita yang paling benar harus dijauhkan
Merasa diri kita saja yang
paling pintar, lenyapkan
Merasa diri kita saja yang paling terkuat, sirnakan
Oleh karena semuanya itu hanyalah milik T u h a n
Kp Pangarakan, Bogor
Sabtu, 05 Maret 2016 – 09:44
WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar