Ki Slamet Blog - Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 07 Juli, 2018 - 21:53 WIB
|
Lukisan Nyi Roro Kidul |
"ASAL-USUL NYIRORO KIDUL"
Karya Ki Slamet Priyadi
Alkisah Kediri diperintah Raja Aji Pamoso
Seorang Raja
mumpuni miliki aji penguoso
Ada seorang resi sakti bernama Resi Kano
Konon pun Resi Kano miliki aji
katong bolo
Yang mampu perintah putar balik sang
kolo
Oleh sebab dianggap lebih sakti Resi Kano
Membuat khawatir sang Prabu Aji
Pamoso
Dia tak suka ada yang lebih sakti dan jago
Di kerajaan Kediri, jika ada dianggap bolo
Hal ini buatlah geram hati Raja Aji
Pamoso
Maka sang Raja pendengki Raja Aji
Pamoso
Pun atur siasat ‘tuk bunuh Sang Resi
Kano
Yang tak langsung telah rendahkan
wibowo
Dia selaku sang penata, sang raja
penguoso
Di mata rakyat Kerajan Kediri yang
dikuoso
Menurutnya jika ada orang yang lebih
sakti
Melebihi dirinya,
itu bisa bahayakan posisi
Dan kedudukannya selaku sang Raja
Kediri
Wibawa dari seorang raja pun sirna
dari diri
Ia tak ada apa-apanya di mata rakyat
Kediri
Merasa posisi selaku raja Kediri
terancam
Suruh prajuritnya agar Resi Kano
diredam
Kemudian raja adakan rapat di saat
malam
Sungguh suatu rencana nan teramat
kejam
Tangkap Resi Kano lalu dibunuh
diam-diam
Resi Kano adalah Resi sakti dan mumpuni
Miliki kemampuan linuih baik jiwani
ragawi
Tahu jika Raja Aji Pamoso berencana
keji
Secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi
Resi Kano pun pergi meninggalkan
Kediri
Konon, Resi Karno lenyap dalam sekejap
Sembunyi di pesisir selatan Jawa,
Cilacap
Di sana ia lakukan tapabrata dengan
sigap
Demi mengetahui Resi Kano telah lenyap
Raja perintahkan cari Resi Kano,
tangkap
Dua senopati, para prajurit
dikerahakan
Pencarian, dan perburuan pun
dilakukan
Namun sudah sepekan lakukan
pencarian
Keberadaan Resi Kano belum ditemukan
Tapi perburuan Resi Kano tak
dihentikan
Suatu ketika Resi Kano dapatlah
dijumpa
Di pekan ketiga, ketika ia sedang
bertapa
Maka terjadilah pertempuran begitu
rupa
Resi Kano dikerubuti dua senopati
utama
Dan prajurit yang berupaya
menangkapnya
Tetapi Resi Kano ternyata teramat
digjaya
Prajurit dan satu Senopati Kediri
perlaya
Demi melihat kenyataan buruk seperti ini
Sang Senopati dan sebagian prajurit
Kediri
Yang masih hidup diperintah untuk
kembali
Setiba di Kediri sang Senopati
melapor diri
Sang Prabu Aji Pamoso jadi kecewa sekali
Maka berkatalah Raja kepada
senopatinya :
“Baiklah
Senopati, apabila demikian adanya
Siapkanlah
sepuluh orang prajurit tata yuda
Untuk tangkap
dan bunuh Resi Kano segera
Aku yang
akan tangkap dan membunuhnya.”
“Baiklah
paduka, hamba laksanakan segera !”
Senopatipun
pilih sepuluh prajurit tata yuda
Yang olah
keprajuritannya di atas rata-rata
Tiadalah berapa lama berangkatlah
mereka
Bersama Raja menuju pesisir Selatan
Jawa
Pendek cerita, mereka sampailah di Cilacap
Di tempat Resi Kano bertapabrata
kali acap
Di daerah pesisir selatan dekat dari
Cilacap
Di pertapaan Resi Kano sedang bersedekap
Bertapabrata tak bergerak tiadalah
berucap
Meski Resi Kano tahu kehadiran Raja
Kediri
Prabu Aji Pamoso bersama prajurit Senopati
Tapi dia terus lanjut bertapabrata
bersamadi
Karena sudah terlanjur ucap bersumpah
pati
Bertapabrata tanpa ucap bergerak,
wira-wiri
Maka Resi Kano hanya bisa berserahlah
diri
Kepada Tuhan sambil nerapal mantra sakti
Aji kekebalan tubuh untuk
perlidungan diri
Sebagailah senjata pamungkas perisai
ragawi
Agar ia diberi keselamatan oleh
Hyang Widhi
Sementara itu Prabu Aji Pamoso Raja
Kediri
Bersama-sama para prajurit dan para senopati
Mengendap-endap dekatilah tubuh Sang
Resi
Yang sedang samadi, bertapa
berserahlah diri
Tak mengindahkan keadaan sekelilingnya lagi
Saat itu Prabu Aji Pamoso cabut
pusaka sakti
Keris “Kyai
Syetan Kubur Sayuta Wisa Ulo-Uli”
Keris pusaka andalannya yang selalu
menemani
Saat membunuh musuh-musuhnya hingga
mati
Keris itu dihunusnya dengan hati-hati
sekali
Sambil dekati Sang Resi yang sedang
samadi
Keris sakti Syetan Kubur Sayuta Wisa
Ulo-Uli
Dengan sebat dihujamkan ke tubuh Sang
Resi
Akan tetapi keris itu tiadalah mampu
melukai
Tubuh sang Resi Kano yang kebal
digjaya sakti
Resi Kano tetap tak bergeming dari
samadinya
Dia tetap kokoh duduk bersila di
petilasannya
Sesuai sumpahnya dia terus lanjutkan
tapanya
Yang bisa dia lakukan merapal aji
kekebalannya
Resi Kano pun rapal terus mantra aji
kebalnya
Sementara Raja Aji Pamoso tak mau gagal
lagi
Ia kembali hujamkan keris ke tubuh
Sang Resi
Pada tusukan pertama, dan kedua
tubuh Resi
Masihlah tiada sedikitpun juga dapat melukai
Resi Kano yang masih didalam posisi
bersamadi
Hal ini membuat Prabu Aji Pamoso
panas hati
Maka ia pun merapal Aji Panglebur
Jagadbumi
Lalu hujamkan kembali keris sakti
Kyai Ulo-uli
Mengucurlah darah segar dari dada
Sang Resi
Resi Kano pun mati dalam keadaan
bersamadi
Tak ada jeritan, erangan dari mulut Sang
Resi
Sirna jiwa Sang Resi, sirna pula raga Sang Resi
Seketika itu terdengar suara gemuruh
di bumi
Angin ribut bertiup kencang sungguh
ngegirisi
Terus berhembus, bergemuruh tak mau
henti
Sang Prabu Aji Pamoso pun segera rapal
aji-aji
Pelenyap rasa takut tapi takut tetap
menhantui
Tak seberapa lama suara bergemuruh
berhenti
Bersamaan dengan itu muncul ular
besar sekali
Seperti ingin memangsa Aji Pamoso
Raja Kediri
Desis ular naga raksasa itu menyeramkan
sekali
Hingga ombak laut selatan pesisir
Cilacap tinggi
Bergulung-gulung suaranya bergemuruh
ngegirisi
Prabu Aji Pamoso segera keluarkan
panah sakti
Panah amat sakti bernama”Kyai Guntur Sakethi”
Panah itu diarahkan ke Ular besar
naga raksasa
Sang ular mendesis-desis hendak mangsa
dirinya
Anak panah sakti tepat kenai dada
ular raksasa
yang matilah seketika karena
jantungnya terkena
panah sakti Kyai Guntur Sakethi
milik sang Raja
Akan tetapi terjadilah keajaiban
yang tak dinyana
Dari tubuh ular besar yang mati itu muncul
wanita
Layaknya sang bidadari kayangan yang
cantik jelita
Ditangan kanannya memegang setangkailah
bunga
Berlari di atas permukaan laut panggil
nama Raja
Dengan kesaktiannya Prabu Aji Pamoso
hampiri
Wanita cantik satu-satunya penghuni
pulau mini
Batuan karang kembang kambang indah
nan asri
Sedang para prajurit dan senopati
setia menanti
Di pesisir laut selatan Cilacap yang
dalam sekali
Dari tengah laut wanita itu berpesan
wanti-wanti :
“Wahai Sang Prabu, Raja Kediri yang
gagah perkasa
Terimakasih atas pertolongan Prabu kepada
hamba
Yang telah bebaskan hamba darilah
kutukan Dewa
Kini hamba lah kembali jadi manusia seperti
semula
Sebagai balas jasa hamba kepada sang
Paduka raja
Hamba sembahkan bunga Cangkok Wijaya
Kusuma
Bunga ini berasal dari Kayangan di
Taman Suralaya
Siapa saja yang miliki bunga Cangkok
Wijayakusuma
Dia akan trunkan raja-raja penguasa
di tanah Jawa
Satu lagi Paduka, Sang Prabulah
orang satu-satunya
Jadi saksi bahwa pulau karang ini di
huni oleh hamba
Hamba beri nama pulau “Nusa Kembangan”, Karena
Di pulau ini pertama kali hamba
menyerahkan Bunga
“Cangkok Wijaya Kusuma” kepada sang
Paduka Raja!”
Setelah memberikan bunga Cangkok
Wijaya Kusuma
Kepada Prabu Aji Pamoso, ia
kembalilah ke alamnya
Konon Putri kahyangan tersebut
adalah jelmaannya
Nyi Ratu Kidul, Sang Penguasa laut Selatan segara
Di daerah Cilacap dikenal Dewi
Wasowati namanya
Saat Prabu Aji Pamoso hendak kembali
ke pantai
Temui anak buahnya prajurit dan senopati
kendiri
Dengan membawa bunga Cangkok Wijaya Kusuma
Tiba-tiba dia merasakan kesaktiannya punah
sirna
Tiada bisa seberangi segara dengan
kedua kakinya
Dia tenggelam ke dasar laut pulau
Nusa Kambangan
Tewas bersama Cangkok Wijaya Kusuma
kembangan
Sembahan dari wanita kayangan yang bebas
kutukan
Dan bagi Prabu Pamoso semua itu
menjadi kenangan
Hingga kini Pulau itu dikenal pulau Nusa
Kambangan
Kp. Pangarakan
Bogor
Sabtu, 07 Juli
2018 091257 sp)