Blog Ki Slamet : Sajak Puisi Ki Slamet 42
Sabtu, 07 Januari 2017 - 11:33 WIB
Sabtu, 07 Januari 2017 - 11:33 WIB
“TEWASNYA PATIH SANGKUNI”
By Ki Slamet 42
Syahdan paska Prabu Salya telah gugur perlaya
Gugur sebagai pahlawan di medan Kuru Setra
Tentaranya jadilah cerai berai kehilangan muka
Mereka tunggang langgang meninggalkan arena
Berlari dengan gancang kabur dari medan laga
Melihat keadaan ini, mundurlah raja Suyodana
Hatinya mengkerut begitu kecut takut jadinya
Bingung tak tahu apa yang harus dilakukannya
Ketika Ia dikepung oleh pasukan Pandawa lima
Ia adakan serangan balik bersama adik-adiknya
Mereka pun lepaskan panah-panah dahsyatnya
Mendesing ke arah seluruh
pasukan Pandawa
Langit jadi sesak dihiasi panah sakti Suyodana
Ribuan panah Suyodana berdesing di angkasa
Membuat gentar ancam jiwa pasukan Pandawa
Melihat ini Arjuna keluarkan panah Candanila
Yang bisa timbulkan topan
besar tiada terkira
Candanila sapu bersih
panah-panah Suyodana
Hingga tiada mampu melukai pasukan Pandawa
Yang nampaklah timbul kembali keberaniannya
Sementara itu Bima Sena dengan gada
Lohita
Maju mengamuk bertandanglah membabi
buta
Berputar menghantam setiap pasukan
Kurawa
Yang tewaslah mengenaskan pada saat
itu juga
Dengan tubuh hancur tiada lagi berwajah
rupa
Suyodana hampir terkena pukulan gada Lohita
Jika tidak melompat hindari pukulan gada Bima
Timbul rasaan takut yang tak terkira di hatinya
Ia pun berlari kencang takut kehilangan nyawa
Bersama adik-adiknya Ia kabur dari Kuru setra
Sementara itu melihat tandang dan amuk Bima
Membuat Sangkuni jadi teramat takut hatinya
Ia berlarilah gancang mengikuti jejak Suyodana
Melihat ini hati Bima tambah beranglah hatinya
Cepat melompat rambut Sangkuni dijambaknya
Sangkuni menangis meminta ampun pada Bima
Ia memohon agar Bima tidaklah membunuhnya
Akan tetapi Bima sama sekali tak pedulikannya
Dendam pati terhadap Sangkuni tiada obatnya
Ia bersumpah darah sangkuni akan diminumnya
“Sangkuni,
kau penjilat, jahat, pengadu domba
Kau selalu berbuat onar, timbulkan huru-hara
Berbuat kekacauan, bermuslihat keji, angkara
Terimalah balasanku yang dahulu kau perdaya
Yama akan
cabut nyawamu lewat Bima Sena
Sangkuni ditendang, dihantam dengan gada
Tak puas juga, tubuh Sangkuni dimutilasinya
Menghirup darah Sangkuni sesuai sumpahnya
Tubuh Sangkuni yang telah dimutilasi Bima
Dilempar Bima
Sena ke lima penjuru
dunia
Musuh telah dibinasakan sehingga Kuru Setra
Dipenuhlah mayat-mayat bertumpuk bertangga
Dari para pasukan Kurawa maupun Pandawa
Tapi dengan lolosnya Suyodana dan saudaranya
Tuntasnya pekerjaan belum diselesaikan Bima
Pustaka :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Kakawin Bharata-Yuddha, Bhratara –
Jakarta 1968
Bumi Pangarakan,
Bogor
Minggu, 07
Januari 2017 – 11:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar