Kamis, 31 Desember 2015

“GELIAT MALAM TAHUN BARU 2016” Karya : Ki Slamet 42

Sajak dan Puisi Ki Slamet 42
Jumat, 01 Januari 2016
 
Image "Malam Tahun Baru 2016 ( Foto: Google)
Geliat Malam Tahun Baru 2016
“GELIAT MALAM TAHUN BARU 2016”
Karya : Ki Slamet 42

Ketika sendiri saja dalam kamar yang gelap gulita
Mesu diri ‘ngeraga sukma lepaskan jiwa dari raga
Maka kembaralah ke seluruh negeri naik Garuda
Melayang di angkasa tatap ke bawah geliat bangsa
Di seluruh negeri yang kononlah makmur sentosa

Maka kepak lebar sayap garuda gemuruh suaranya
Buka tabir selimut buana topeng wajah nusantara
Yang tutup geliat hidupan masyarakat berbudaya
Saat malam tahun baru merayapi semua kota-kota
Darilah Sabang  hingga sampai Merauke di Papua

Aku coba tundukkan kepala menataplah ke bawah
Nampak manusia di semua kota begitu limpah ruah
Sambut tahun baru dengan hampar hiburan meriah
Bersuka mewah-mewah habiskanlah miliaran rupiah
Meski ada yang susah  kesenangan musti ditumpah

Bunyi petasan mercon terompet klakson kendaraan
Terasalah begitu memekakkan telinga kiri dan kanan
Warna-warni kembang api di langit penuh keindahan
Bagaikan lukisan yang hiasi gedung-gedung pameran
Menyebar merona  pancarkan romantika keindahan

Di hotel-hotel mewah banyaklah para hidung belang
Berasyik-masyuk dengan wanita-wanita  jelita jalang
Tiada peduli seberapa banyakah mengeluarkan uang
Yang penting gelora birahinya tersalur secara lapang
Sedang di tempat-tempat ibadah sunyi nan lengang
 
Saat kelompok musik beraksi di panggung lapangan
copet gerayang saku penonton dompetnya kecurian
Sebab asyik goyang nikmati irama musik dangdutan
Sementara polisi sibuk mengatur lalu lintas di jalan
Yang begitu padat dengan macam jenis kendaraan

 Lautan manusia berjubel saling berdesak-desakkan
 Saling senggolan saling sikutan bahkan berkentutan
Pedagang terompet sedikit paksa jajakan dagangan
Mereka saling bersaing harga pun dijatuhturunkan
Padahal waktu belumlah malam masih rayap perlahan

Gempita malam tahun baru gemuruh luruh menyergap
Lupakan haru lupakan belenggu dalam tidur yang lelap
Dari kasus-kasus korupsi yang masih belum terungkap
Yang dilakukan oleh manusia berwajah topeng rangkap
Semua diraup, disaup, dihirup  dimakan dengan lahap

Walau pun berpendidikan tinggi bisanya cuma mengerat
cari siasat agar selamat dari kasus hukum yang menjerat
Dialah tikus-tikus rakus di parit kotor dia itu bertempat
Dia para pejabat bejat, yang suka mengerat uang rakyat
Pandai rubah diri, rubah wajah dan mahir pula bersiasat

Sementara di desa-desa terpencil masih banyak masyarakat
 Tak memiliki tanah, tak memiliki rumah, hidupnya melarat
Apa lagi ‘tuk menggarap kebun dan sawah yang bersyarat
Bertahan hidup  hanya dari kerajinan bambu yang dibuat
Pun kemudian dijual di pasar berjalan kaki jauhlah sangat

Jika malam hari tiada penerang cuma pelita kecil menyalak
Dan, sumber apinya pun  diolah darilah  buah pohon jarak
Oleh karena tak sanggup lagi untuk membeli seliter minyak
Sedang harga-harga kebutuhan pangan pun naik beranjak
Tiada lagi mau turun sampailah makan jadi terasa terselak


Begitulah sisi kehidupan di negeri yang konon kata kaya
Subur dan makmur gemah ripah damai aman nan sentosa
Negeri yang indah nian bagaikan zamrud di khatulistiwa
Yang tongkat kayu dan batu saja bisa jadi tumbuh rupa
Tapi perbedaan hidup nyata antara si miskin dan si kaya

Sementara rasa persatuan antar sesama tak jelas arahnya
Terkoyaklah oleh perang antar warga suku bahkan agama
Belum lagi tawuran antar pelajar yang seakan jadilah gaya
Semoga di tahun dua ribu enam belas ada perubahan nyata
Dan, Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin berjaya
Semoga...

Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 01 Januari 2016 - 05:50 WIB
SP091257

Rabu, 30 Desember 2015

"DAMASKUS KOTA PARA NABI" Karya : Ki Slamet 42

Sajak dan Puisi Ki Slamet 42
Rabu, 30 dESEMBER 2015 - 23:28 wib 

Image "Bukit Qasium (Foto: SP)
Bukit Qasium
"DAMASKUS KOTA PARA NABI"
Karya : Ki Slamet 42

Alkisah tersebutlah kota bersejarah  di Syria
Kota lama Damaskus atau Damsyik namanya
Kerajaan Babylon Assyria Rumawi dan Persia
Di kota inilah mereka semua pernah berkuasa
Sampai akhirnya Damaskus jadilah Islam Kota

Banyaklah pula berkata, Damaskus kota Nabi
Sebab banyak Nabi yang dilahirkan di kota ini
Dua antaranya Nabi Ibrahim dan Nabi Zulkifli
Akan tetapi, menurut setengahnya ahli histori
Nabi Ibrahim a.s. itu, dilahirkan di Iraq negeri

Adapun di sebelah sisi utara kota Damaskus ini
Ada satu bukit yang dianggap keramat dan suci
Namanya Bukit Qasium tempat bermunajat Nabi
Kepada Sang Pencipta, Tuhan, Allah Ilahi Rabbi
Zat Maha suci Maha tinggi yang patut dipuja-puji

Di negeri Iraq ada satu tempat bernama  Bursh
Lokasinya terletak di antara Bagdad dan Helah
Di sana ada batu yang sebagian berwarna merah
Konon cerita dipercaya, itu bekas tetesan darah
Habil yang dibunuh Qabil anak Adam nan serakah

Dengan kuasa Tuhan darah itu membeku jadi batu
Menjadi catatan sejarah bahwa di bukit merah itu
‘Tuk pertama kali terjadi peristiwa tragis nan kelu
Pembunuhan manusia atas manusia di saat dahulu
Oleh anak Adam a.s. Qabil terhadap adiknya Habil


Bumi Pangarakan, Bogor
Rabu, 30 Desember 2015 – 22:45 WIB   

Selasa, 29 Desember 2015

AKU MEMANG EGOIS, KENAPA ? Karya : Ki Slamet 42

Sajak dan Puisi Ki Slamet 42
Rabu, 30 Desember 2015 - 09:45 WIB



Image "Ki Slamet 42" (Foto: SP)
Ki Slamet 42
“AKU MEMANG EGOIS..., KENAPA ?”
Karya : Ki Slamet 42

Hati ini terasa geram saat menatap wajah kelam
Nampak kosong melompong  seperti saat malam
Gelap gulita tiada bulan bintang ucapkan salam
Nampaklah wajahmu itu semakin kusam masam
Yang buatku  seperti makan nasi tak bergaram

Aku tak tahu ada soal apa sikapmu jadi begitu
Padahal segalanya telah kuserahkan kepadamu
Harta nan berlimpah pun  berlian mutiara biru
Satu-satunya mustika pusaka waris dari ibuku
Yang bisa belenggu segala macam hasrat kalbu

Jikalau kau masih teruslah bersikap seperti itu
Tak maulah berterus terang apa yang kau mau
Maka aku tiadalah mau bersapa lagi kepadamu
Semua kuanggap selesai tak mau lagi bertumpu
Bergantung kepadamu yang amat pencemburu

Sedari dahulu kau tahu aku pecinta keindahan
Karakter dan sifatku terkadang suka berlebihan
Amat sangat cintai keindahan apalagi perempuan
Yang bahenol kata orang Betawi bilang ucapkan
Jadi tak usah dipikirkan terimalah saja keadaan

Bumi Pangarakan, Bogor
Rabu, 30 Desember 2015 – 09:09 WIB